Analisis Stratifikasi Diferensiasi dan Mobilitas Sosial Di Lingkungan Masyarakat

 


Analisis Stratifikasi Diferensasi dan Mobilitas Sosial Di Lingkungan Masyarakat 



disusun oleh:
1. Fathya Khanza Andini/17
2. Feodora Melissa/18
3. Fiorence Jesslynda Lunevan/19
4. Freya Navasheea Machidinata/20



SMA NEGERI 1 SURAKARTA
SURAKARTA
2024


PENGANTAR

Pengertian Stratifikasi Diferensasi dan Mobilitas Sosial

Stratifikasi sosial merupakan kejadian alami yang tidak mungkin dihilangkan dalam kehidupan manusia. Stratifikasi sosial dapat muncul karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu keturunan, kekayaan, kedudukan, pendidikan, pekerjaan, dll. Dari sanalah muncul pengelompokan seperti rakyat jelata, kaum bangsawan, golongan miskin, golongan menengah, golongan kaya, orang desa, orang kota, pejabat negara, rakyat jelata, berpendidikan rendah, berpendidikan menengah, berpendidikan tinggi, petani, pedagang, pemusik, pengamen, pemulung. Hal ini menunjukan bahwa setiap anggota masyarakat memiliki fungsi dan peran yang berbeda.

Diferensiasi sosial merupakan pembagian masyarakat kedalam kelompok dan golongan secara horizontal(tidak bertingkat).Pembedaan ini tidak memperhatikan tingkatan sosial atau tinggi rendahnya status sosialKata “diferensiasi” berasal dari bahasa Inggris “different” yang berarti berbeda. Sedangkan sosial berasal dari kata “socius” yang berarti kelompok atau masyarakat, sehingga secara definitif. Perwujudan penggolongan masyarakat didasarkan pada perbedaan tidak menimbulkan tingkatan-tingkatan (ras, agama,jenis kelamin, profesi, klan, suku bangsa, dan sebagainya). Semua unsur tersebut pada dasarnya memiliki derajat atau tingkat yang sama.

Mobilitas sosial merupakan fenomena perpindahan strata sosial yang dialami oleh individu atau kelompok dari atas ke bawah, atau sebaliknya, adalah deskripsi umum dari mobilitas sosial. Pada dasarnya mobilitas adalah perubahan atau perpindahan status seseorang dalam sebuah masyarakat.

Pengertian Mobilitas Sosial menurut para ahli:

1. Pitirim A. Sorokin (1927)

Dalam bukunya, “Social and Cultural Mobility,” Sorokin menjelaskan mobilitas sosial sebagai perpindahan ke atas atau ke bawah dalam hierarki sosial. Sifat mobilitas sosial ini bisa berwujud horizontal dan vertikal.

2. Anthony Giddens (2009)

Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial menurut Giddens adalah suatu perubahan posisi individu atau kelompok dalam tatanan sosial. Dari sudut pandangnya, mobilitas sosial merupakan fenomena yang penting untuk memahami dinamika masyarakat di era modern.


Proses terbentuknya Stratifikasi Diferensasi dan Mobilitas Sosial

Proses terbentuknya stratifikasi sosial terbagi menjadi 2 yaitu: 

  • Terjadi secara alamiah Misalnya, di lingkungan pantai berkembang masyarakat nelayan, di sekitar lahan yang subur berkembang masyarakat petani
  • Terjadi secara disengaja dan dengan campur tangan manusia seperti pembagian. Kekuasaan, pembentukan organisasi politik, dan penyusunan kabinet.

Secara umum standar nilai stratifikasi sosial dikelompokkan dalam 3 kriteria:

  • Kriteria ekonomi: Economis classes adalah tolak ukur seberapa banyak seseorang memiliki pendapatan/kekayaan. 
  • Kriteria sosial: Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan pengelompokan anggota masyarakat berdasarkan status sosial yang dimiliki di dalam kehidupan masyarakat. Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam suatu pola sosial tertentu.
  • Kriteria Politik: Kriteria politik merupakan penggolongan anggota masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki. Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Ada dua parameter yang digunakan untuk menggolongkan masyarakat dalam bentuk diferensiasi sosial, yaitu :

1. Parameter biologis.

  • Diferensiasi Ras (Racial Differentiation): Dalam ras tidak ada ukuran tinggi rendah karena ras adalah identitas kodrat yang akan selalu dimiliki oleh manusia. Dabzhanzky dalam bukunya Herdity Race Society berpendapat ras adalah populasi yang dapat dibedakan berdasarkan gen atau kategori individu berdasarkan individu secara turun temurun memiliki ciri fisik dan biologis tertentu.
  • Diferensiasi Jenis Kelamin (Sex Differentiation): Konsep ini  lebih mengacu pada perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki seperti perbedaan bentuk, tinggi serta berat badan, struktur organ reproduksi dan fungsinya. Karena didasarkan pada hal-hal tersebut maka, seharusnya tidak ada diskriminasi atas dasar kelamin, karena tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah antara pria dan wanita.

  • Diferensiasi Umur (Age Differentiation): Selama ini berkembang suatu anggapan bahwa orang yang lebih tua adalah penentu setiap kebijakan yang berlaku dalam kehidupan bersama dan orang yang berpengaruh adalah orang yang lebih tua. Situasi semacam itu tidak hanya berlaku pada masya-rakat tradisional, tetapi  juga pada masyarakat feodal. Namun di zaman modern ini, diferensiasi sosial tidak mengacu pada siapa yang berkuasa dan siapa yang dikuasai, melainkan merujukpada fakta adanya perbedaan berdasarkan umur dalamberbagai aspek kehidupan sosial.

2. Parameter sosiokultural

  • Diferensiasi Agama (Religion Differentiation): Agama mempersatukan manusia ke dalam suatu komunitas keimanan, sehingga dalam masyarakat kita di jumpai pembedaan-pembedaan masyarakat berdasarkan kepercayaan dan keimanan yang terwujud dalam agama.
  • Diferensiasi Profesi (Profession Differentiation): Pekerjaan atau profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang ditekuni oleh seorang individu atau kelompok guna memenuhi kebutuhannya. 
  • Diferensiasi Klan (Clan Differentiation): Klan adalah penggolongan atau pengelompokan masyarakat berdasarkan keturunan (kelompok kekerabatan).
  • Diferensiasi Suku Bangsa (Tribal Differentiation): Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa atau ethnic group didefinisikan sebagai suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan persatuan kebudayaan, di mana kesadaran dan identitas tersebut seringkali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Bentuk-bentuk dari mobilitas sosial terbagi menjadi 5 yaitu:

  • Mobilitas Sosial Vertikal, bentuk mobilitas sosial vertikal diklasifikasikan lagi ke dalam 2 bentuk yaitu Mobilitas Vertikal Naik (Social Climbing), dan Mobilitas Vertikal Turun (Social Sinking)
  • Mobilitas horizontal adalah perpindahan posisi individu atau kelompok dalam status sosial yang masih sederajat.
  • Mobilitas antargenerasi ditandai dengan adanya perubahan status sosial yang terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam keluarga.
  • Mobilitas intragenerasi adalah perubahan status sosial yang terjadi dalam kehidupan seorang individu. 
  • Mobilitas geografis/lateral merupakan perubahan status sosial yang terjadi karena perpindahan individu atau kelompok dari suatu daerah ke daerah lainnya.

Contoh Stratifikasi Diferensasi dan Mobilitas Sosial

1. STRATIFIKASI SOSIAL

Kriteria ekonomi: Dari sudut pandang ekonomi, lapisan masyarakat terbagi menjadi 3 yaitu

  • Kelas atas (upper class) kelompok orang kaya yang diliputi dengan kemewahan.
  • Kelas menengah (middle class) merupakan kelompok orang yang berkecukupan dalam kebutuhan primer
  • Kelas bawah (lower class) merupakan sekelompok orang miskin yang sering mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan primer.

Namun status sosial bersifat fleksibel dan dapat terus berubah, masyarakat yang menduduki kelas atas bisa berubah ke kelas menengah/bawah, begitupun dengan kelas menengah dan bawah.

Kriteria Politik: Terdapat dua kutub dalam kekuasaan, yaitu yang menguasai dengan yang dikuasai. Antara yang menguasai dengan yang dikuasai terdapat batas-batas yang tegas yang menimbulkan stratifikasi kekuasaan atau piramida kekuasaan.


Kriteria Sosial:
Untuk menentukan apakah status dalam masyarakat tersebut lebih tinggi atau rendah, Talcott Parsons mengemukakan lima kriteria yaitu:

  • Kelahiran (Jenis kelamin, ras, kebangsawanan)
  • Kepemilikan (Harta kekayaan)
  • Kualitas pribadi (Kecerdasan, kebijaksanaan, kelembutan)
  • Otoritas (Kemampuan mempengaruhi orang lain)
  • Prestasi

Pada masyarakat, digolongkan ke dalam berbagai lapisan yang dikenal dengan kelas sosial. Kita tidak asing mendengar istilah “Kasta”, masyarakat Hindu Bali umumnya masih menerapkan sistem kasta dalam masyarakat. 4 bagian kasta dari yang tertinggi adalah Brahmana yaitu ahli agama Hindu, Ksatria yang terdiri dari kaum bangsawan, Waisya yaitu petani dan pedagang, Sudra yang merupakan pekerja. 

2. DIFERENSIASI SOSIAL

  • Diferensiasi RasPenggolongan ras dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri morfologis yang tampak (fenotif), yaitu: Ciri kualitatif, yaitu warna kulit, bentuk rambut, jenis suara, ciri kuantitatif, yaitu bentuk badan, berat badan, tinggi badan. A.L. Kroeber, seorang ahli somatologi, yakni ilmu yang mempelajari ras manusia, ras manusia di dunia dibedakan atas lima macam, yaitu Australoid, Mongoloid, Kaukasoid, Negroid, dan ras-ras khusus lainnya.
  • Diferensiasi Jenis Kelamin (Sex Differentiation): Jenis kelamin dapat dibedakan menjadi perempuan dan laki-laki. Walaupun berbeda seharusnya semua gender adalah setara, dan tidak dapat saling menjatuhkan.
  • Diferensiasi Agama: Di dunia ini, antara agama yang satu dengan yang lain memiliki derajat dan kedudukan yang sama. Semua agama adalah baik, tidak ada agama yang lebih tinggi atau lebih rendah dari agama yang lain. Keberagaman agama di Indonesia dapat dilihat kebebasan memeluk dan menjalankan agama dilindungi oleh negara. Agama yang secara resmi diakui oleh negara antara lain yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
  • Diferensiasi Profesi: Dalam diferensiasi sosial pekerjaan tidak diukur secara ekonomis, sehingga tidak ada suatu pekerjaan yang lebih baik atau lebih rendah dari pekerjaan lain. Namun dari profesi tersebut kita bisa mengetahui minat bakat, dan kemampuan setiap individu. 
  • Diferensiasi Klan: Kelompok kekerabatan dalam masyarakat dibedakan menjadi:
  1. Sistem Kekerabatan Patrilineal yaitu sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari pihak ayah atau laki-laki. Di Indonesia, sistem kekerabatan ini dianut oleh masyarakat Batak.
  2. Sistem Kekerabatan MatrilinealSistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari pihak perempuan atau ibu. Di Indonesia, sistem kekerabatan ini dianut oleh masyarakat Minangkabau.
  3. Sistem Kekerabatan Bilateral atau ParentalSistem kekerabatan bilateral adalah sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari kedua belah pihak, baik dari laki-laki atau ayah maupun dari perempuan atau ibu. Di Infonesia, sistem kekerabatan ini dianut oleh masyarakat Jawa.
  • Diferensiasi Suku Bangsa: Kesamaan bahasa, adat istiadat, maupun kesamaan nenek moyang. Misalnya suku bangsa Jawa, Madura, Batak, dll. Suku bangsa menjadi dasar diferensiasi sosial, karena pembedaan antar suku bangsa tidak menunjukan tingkat tinggi rendah. Sebagai contoh, suku Jawa dengan Suku Sunda merupakan dua suku yang berbeda, namun tidak dapat dibedakan suku mana yang lebih tinggi derajatnya.
3. Mobilitas Sosial

  • Mobilitas Vertikal Naik: Seorang pekerja dengan pendidikan rendah yang memperoleh gelar sarjana dan kemudian naik ke posisi manajemen yang lebih tinggi dalam perusahaan.
  • Mobilitas Vertikal Turun: Seorang anak dari keluarga kaya raya yang mengalami kebangkrutan dan harus memulai dari 0 untuk mendapatkan kondisi ekonomi yang sejahtera
  • Mobilitas Horizontal: Seorang pekerja kantoran yang pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain di bidang yang sama dengan posisi dan tingkat tanggung jawab yang serupa.
  • Mobilitas Antargenerasi: Anak seorang pemulung di Desa Banaran mendapatkan kesempatan menerima beasiswa dari pemerintah untuk melanjutkan studinya di Ibu Kota sehingga ia sekarang memperoleh gelar lulusan terbaik di Kampusnya.
  • Mobilitas Intragenerasi: Seorang pengusaha yang awalnya hanya menjual makanan di pinggir jalan, kemudian sukses mengembangkan bisnisnya menjadi restoran terkenal dan memiliki banyak cabang.
  • Mobilitas Geografis/Lateral: Seorang dokter yang awalnya bekerja di Solo ditugaskan oleh atasannya untuk mengabdi di Kepulauan Seribu untuk melanjutkan pekerjaannya

ISI
LAPORAN HASIL OBSERVASI STRATIFIKASI DIFERENSIASI DAN MOBILITAS SOSIAL DI MASYARAKAT

    Menurut Karl Max Stratifikasi sosial adalah penggolongan dalam masyarakat yang berdasarkan pada orientasi ekonomi. Stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai lapisan sosial, yang menggolongkan masyarakat ke kelompok-kelompok dalam bentuk hierarki yaitu kelas atas, kelas menengah, kelas bawah. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan dalam memberikan penghargaan. 

    Hal ini mencerminkan adanya perbedaan dalam akses terhadap sumber daya. Karl Max menjelaskan bahwa konflik kelas dibedakan menjadi bourgeoise sebagai pemilik modal dan proletar sebagai kaum pekerja. Kaum bourgeoise adalah contoh dari Valencia Tanoesoedibjo yang merupakan anak dari pemilik MNC Media, beliau merupakan seseorang yang kapitalis yang mengendalikan sumber daya dan memberikan lapangan pekerjaan pada orang lain untuk bekerja bagi mereka. Sebagai direktur utama ia memegang banyak tanggung jawab terkait perusahaannya dan kelancaran pekerja-pekerjanya agar usahanya terus berjalan. Sedangkan para pekerja, bekerja semaksimal mungkin untuk perusahaan tersebut sebagai bagian untuk mendapatkan gaji yang mencukupi kebutuhan mereka. 

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi kelas atas (upper class) 

    Keberadaan diferensiasi sosial dalam masyarakat memiliki banyak manfaat, beberapa diantaranya yaitu untuk menghilangkan diskriminasi dan membantu pemisahan tugas. Menghilangkan diskriminasi dapat dilakukan masyarakat dengan mempromosikan persamaan hak dan kesempatan bagi setiap individu tanpa memandang perbedaan. Sedangkan pemisahan tugas dapat dilakukan dengan membagi tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian masing-masing individu sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lebih efektif. 

    Keberagamaan individu dalam masyarakat dibagi menjadi dua yaitu secara vertikal dan horizontal. Secara horizontal hal ini di sebut dengan Diferensiasi sosial, sedangkan secara vertikal disebut dengan stratifikasi sosial. Diferensiasi sosial merupakan pembedaan masyarakat secara horizontal atau tanpa menimbulkan tingkatan-tingkatan. Dari video dapat disimpulkan bahwa pembedaan masyarakat secara horizontal di kategorikan berdasarkan parameter biologis dan juga parameter sosiokultural.

    Parameter biologis merupakan kategori sosial yang didapatkan manusia dari lahir, Dalam parameter biologis terdapat tiga kategori, yaitu ras, jenis kelamin, dan umur. Parameter biologis ras, secara garis besar ras dibedakan menjadi ras mongoloid, negroid, dan kaukasoid, ketiga ras ini memiliki kedudukan yang sama karena tidak ada ras yang lebih baik maupun lebih buruk. Selanjutnya ada parameter biologis jenis kelamin,  jenis kelamin dibedakan menjadi perempuan dan laki-laki, keduanya memiliki kemampuan yang  sama sebagai manusia sehingga tidak ada yang lebih tinggi derajatnya di antara laki-laki dan perempuan. Yang ketiga yaitu parameter biologis umur, pada zaman modern, diferensiasi umur tidak mengacu pada siapa yang berkuasa dan siapa yang dikuasai, melainkan merujuk pada fakta adanya perbedaan berdasarkan umur dalam berbagai aspek kehidupan sosial.

Parameter biologis dengan kategori ras

    Parameter sosiokultural adalah pembedaan masyarakat berdasarkan kondisi sosio-kultural, parameter ini terdiri atas empat kategori yaitu agama, profesi, klan, dan suku bangsa. Parameter sosiokultural agama dapat dilihat pada bangsa Indonesia. Di Indonesia  terdapat enam agama yang diakui, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, keenam agama ini dapat hidup rukun karena adanya kesadaran bahwa semua agama berada pada tingkatan yang sama (semua agama baik). Selanjutnya, sosiokultural profesi, di dalam masyarakat terdapat banyak sekali pekerjaan tetapi setiap pekerjaan sejatinya  memiliki derajat yang sama. Berikutnya yaitu diferensiasi klan, dalam masyarakat Indonesia terdapat tiga jenis diferensiasi klan yaitu Patrilineal, Matrilineal, dan Bilateral, dari ketiga jenis klan ini tidak ada jenis  klan yang lebih baik atau pun yang lebih buruk.  Yang terakhir yaitu sosiokultural suku bangsa, Indonesia memiliki lebih dari 100 suku bangsa dan semuanya berada pada satu tingkatan yang sama.

sosiokultural dalam kategori agama 

    Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang ke status sosial lainnya dalam struktur sosial suatu masyarakat. Perpindahan ini bisa naik, turun, atau tetap dalam hirarki sosial. Mobilitas memiliki beragam bentuk.

    Pada video kisah hidup Presiden Jokowi ia menceritakan masa kecilnya yang hidup sangat sederhana dan sempat kekurangan karena ayahnya hanya menjual kayu dan bambu di pasar, namun ia berusaha belajar semaksimal mungkin untuk mengejar pendidikan karena ia yakin bahwa pendidikan bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik, itu adalah contoh dari mobilitas antar generasi. Selain itu juga ada mobilitas sosial vertikal naik, hal ini digambarkan dengan keberhasilan dan kegigihan Jokowi dalam membangun kota Solo saat menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, menghantarkannya pada kesuksesan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai menjadi Presiden. Disitu terlihat adanya kedudukan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. 

Mobilitas sosial vertikal naik dan mobilitas antar generasi

    Manfaat dari observasi ini adalah kita diharapkan dapat semakin memotivasi diri sendiri untuk mau berusaha dan terus mengembangkan pendidikan semaksimal mungkin agar mencapai status sosial yang tinggi di masyarakat. Diferensiasi sosial memiliki inti utama yaitu menciptakan kualitas fungsi yang baik dari berbagai keberagaman peran dan budaya sehingga mendirikan suatu kreativitas dan inovasi bagi masyarakat. Mobilitas sosial bersifat fleksibel dan bisa berubah kapanpun, sehingga kita bisa terus memperbaiki kualitas hidup dan memberi kesempatan bagi perubahan status sosial di masyarakat sesuai dengan usaha dan kerja kerasnya dalam mencapai status yang lebih baik di masyarakat.


PENUTUP
Kesimpulan
    Stratifikasi sosial bersifat fleksibel dan dapat berubah kapanpu, hal ini memicu masyarakat untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi. Diferensiasi sosial mengacu pada pengelompokan masyarakat ke dalam kategori-kategori berdasarkan perbedaan yang bersifat horizontal, tanpa adanya hierarki. Pembedaan ini dapat dikategorikan melalui dua parameter utama: biologis dan sosiokultural. Dengan demikian, diferensiasi sosial mencerminkan keragaman dalam masyarakat, yang penting untuk dipahami sebagai bentuk interaksi sosial yang saling menghormati dan tidak mendiskriminasi satu sama lain. Secara keseluruhan, mobilitas sosial mencerminkan dinamika pergeseran status sosial individu atau kelompok dalam masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pendidikan, ekonomi, dan lokasi geografis. Inti dari mobilitas sosial adalah perubahan status seseorang dalam konteks sosial.

Refleksi
    Kami mencatat beberapa tantangan, seperti diskriminasi, akses terbatas ke pendidikan berkualitas, dan ketidakstabilan ekonomi. Hal-hal ini dapat menghambat individu dari kelompok tertentu untuk meraih mobilitas sosial yang lebih baik. meningkatkan akses pendidikan, program pelatihan keterampilan, dan kebijakan yang mendukung kesejahteraan sosial dapat membantu mendorong mobilitas. Selain itu, penting untuk membangun kesadaran tentang pentingnya keberagaman dalam masyarakat. Melalui diskusi ini, kami memahami betapa pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua individu untuk mencapai potensi mereka. Kami mencermati bahwa diferensiasi sosial dapat muncul dari berbagai faktor, seperti pekerjaan, pendidikan, etnis, dan gender. Kami menemukan bahwa hal ini dapat memengaruhi interaksi sosial dan akses terhadap sumber daya. Kami menyadari bahwa diferensiasi sosial bisa berdampak positif dan negatif. Di satu sisi, keberagaman dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi. Di sisi lain, dapat menimbulkan stereotip dan diskriminasi. Memahami dan mengelola perbedaan ini dapat memperkuat kohesi sosial dan menciptakan lingkungan yang inklusif.

Lima Soal disertai Jawaban

1. Kajian diferensiasi sosial di Indonesia secara empiris dikonsentrasikan pada beberapa tujuan berikut, kecuali?
A. Mewujudkan integrasi sosial.
B. Menentukan strategi resolusi konflik.
C. Membentuk pribadi yang sadar akan perbedaan.
D. Membangun kesadaran berbhinneka tunggal ika.
E. Melakukan identifikasi kerawanan konflik horizontal.

2. Pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk manfaat dari mobilitas sosial adalah
a. Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman
b. Mempercepat proses akulturasi dan asimilasi sosial budaya
c. Mengubah status dan peran sosial asimilasi sosial budaya 
d. Memudahkan proses interaksi sosial antarsuku budaya
e. mendorong seseorang untuk menjadi lebih maju

3. Cermati pilihan di bawah ini:
    1. Jenis kelamin
    2. Klan 
    3. Ras
    4. Agama
    5. Suku bangsa 
Dari pilihan diatas, yang termasuk parameter Biologis adalah...
A. 2 dan 4
B. 1 dan 3
C. 4 dan 5
D. 1 dan 2
E. 3 dan 5

4. Seorang ayah yang merupakan seorang buruh migran, sedangkan anaknya berhasil menyelesaikan pendidikan doktoral dan menjadi profesor, ini menggambarkan jenis mobilitas sosial yang mana?
A. Mobilitas Vertikal Naik
B. Mobilitas Vertikal Turun
C. Mobilitas Antargenerasi
D. Mobilitas Sosial Intragenerasi
E. Mobilitas Horizontal

5. Pak Tigor memiliki status sosial tinggi dalam masyarakat karena ia merupakan seorang Guru di SMA. Hal ini menunjukkan pelapisan sosial yang terjadi karena …
A. Pendidikan
B. Kekayaan
C. Keturunan
D. Politik
E. Gender

Daftar Pustaka
Widianti, Wida. 2009. Sosiologi. Bandung: Habsa Jaya
Budiati, Atik Catur. 2009. Sosiologi Kontekstual XI. Jakarta: Pusat Perbukuan

Link video referensi: 
https://youtu.be/msp_w6GR2VA?si=Qqy9sIsHebXiS2BX
https://youtu.be/RNqYSNv8zy4?si=NlR8GOs4vsIx0Jay
https://youtu.be/oGBgOEnn0EI?si=SnV31_fBxpg-rHyL

Comments

Popular posts from this blog

Implementasi Skema Interaksi Sosial Disosiatif Dalam Dunia Pendidikan : Menjadi Hambatan atau Keuntungan

KELOMPOK 4 - TUGAS 4