Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi Sosial Asosiatif 

Disusun Oleh:

            1. Irdhina Salma Helga (21/X.10)
            2. Johan Angga Mouriska (22/X.10)
            3. Karina Maharani Al Fatika (23/X.10)
            4. Kevin Aurel Heriasa (24/X.10)

SMA NEGERI 1 SURAKARTA
SURAKARTA
2024

PENGANTAR

Pengertian Interaksi Sosial Asosiatif

    Interaksi sosial adalah proses di mana individu atau kelompok saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi ini bisa terjadi melalui komunikasi verbal maupun non-verbal dan mencakup berbagai bentuk hubungan sosial. Interaksi sosial asosiatif, khususnya, adalah bentuk interaksi yang mengarah pada kerja sama dan persatuan, menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan di antara pihak-pihak yang terlibat.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif

A. Kerja Sama

    Kerja sama atau kooperasi (cooperation) adalah jaringan interaksi antara orang perorangan atau kelompok yang berusaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa bentuk kerjasama  yang umum dapat kita temukan di kehidupan masyarakat sebagai berikut:

I. Berdasarkan Sifatnya 

  1. Kerja Sama Langsung (directed cooperation): kerja sama yang merupakan perintah dari atasan kepada bawahan atau dari pemerintah kepada rakyatnya.
  2. Kerja Sama Spontan (spontaneus cooperation): kerja sama secara serta-merta.
  3. Kerja Sama Kontrak (contarctual cooperation): kerja sama yang terjadi secara kontrak.
  4. Kerja Sama Tradisional (traditional cooperation): kerja sama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial.

II. Berdasarkan Pelaksanaannya

  1. Kerukunan: kerja sama secara gotong royong.
  2. Bargaining: pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara dua orang atau lebih.
  3. Kooptasi: proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi sebagai satu-satunya cara untuk menghindari konflik yang bisa mengguncang organisasi. 
  4. Koalisi: kerja sama antara dua organisasi atau lebih yang keduanya mempunyai tujuan yang sama. Akan tetapi, pada koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil karena mereka memiliki strukturnya masing-masing. 
  5. Joint venture: kerja sama dalam pengusahaan proyek tertentu.

    Kerja sama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun. Walaupun demikian, banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiri. Masyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya.

    Pada laporan hasil observasi ini, penulis berfokus pada kerja sama berdasarkan pelaksanaannya, yang terdiri atas kerukunan atau gotong royong, bargaining, kooptasi, koalisi, dan Joint venture.

B. Akomodasi

    Akomodasi adalah cara untuk menyelesaikan konflik atau perbedaan pendapat tanpa harus menyingkirkan salah satu pihak. Berikut bentuk-bentuk akomodasi:

  1. Koersi: pemaksaan kehendak satu pihak terhadap pihak lain yang lebih lemah.
  2. Kompromi: saling mengurangi tuntutan untuk mencapai kesepakatan.
  3. Arbitrase: penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang independen dan memiliki wewenang untuk membuat keputusan mengikat.
  4. Mediasi: penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang netral dan memfasilitasi dialog antara pihak yang berselisih.
  5. Konsiliasi: upaya untuk mempertemukan keinginan kedua belah pihak agar tercapai kesepakatan bersama.
  6. Toleransi: saling menghormati perbedaan tanpa adanya persetujuan resmi.
  7. StalemateKeadaan di mana kedua belah pihak sama kuat sehingga konflik berhenti dengan sendirinya.
  8. Ajudikasi: penyelesaian konflik melalui jalur hukum.
  9. Displacement: mengalihkan perhatian ke masalah lain untuk meredakan konflik.
  10. Konversi: salah satu pihak mengubah pendiriannya untuk mengakhiri konflik.

    Pada teks laporan hasil observasi ini, penulis berfokus pada 3 bentuk akomodasi, yaitu kompromi, mediasi, dan toleransi. 

C. Asimilasi

    Asimilasi (assimilation) berarti proses penyesuaian sifat-sifat asli yang dimiliki dengan sifat-sifat lingkungan sekitar. Menurut Gillin dan Gillin, ciri-ciri asimilasi meliputi:
  1. Berkurangnya perbedaan antara individu atau kelompok melalui upaya untuk menghilangkan atau meminimalkan perbedaan tersebut.
  2. Penguatan kesatuan dalam tindakan, sikap, dan perasaan, dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
  3. Interaksi langsung dan intensif yang berkelanjutan antara individu atau kelompok, serta penyesuaian diri dengan kepentingan bersama.

    Asimilasi merupakan proses sosial yang biasanya terjadi setelah tahapan kerja sama dan akomodasi. Ada tiga syarat utama agar asimilasi dapat terjadi:

  1. Kehadiran kelompok dengan kebudayaan berbeda.
  2. Interaksi intensif dan berkelanjutan antara individu atau kelompok dalam jangka waktu lama.
  3. Perubahan dan penyesuaian kebudayaan antara kelompok yang berbeda.
Faktor-faktor yang mendukung proses asimilasi antara lain: 
  1. Sikap toleransi
  2. Kesempatan ekonomi yang setara
  3. Penghargaan terhadap kebudayaan asing
  4. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
Namun, terdapat beberapa faktor penghambat asimilasi, di antaranya:
  1. Isolasi kelompok (suatu kelompok memilih untuk hidup terpisah dari masyarakat umum) 
  2. Prasangka negatif dan ketakutan terhadap budaya baru
  3. Perasaan superioritas budaya

D. Akulturasi

    Akulturasi (acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan asli. Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaan. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat. 


Contoh-Contoh Interaksi Sosial Asosiatif


ISI

Laporan Hasil Observasi Interaksi Sosial Asosiatif

    Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi yang mengarah pada kerja sama dan integrasi sosial, bertujuan menciptakan hubungan yang harmonis dan produktif di masyarakat. Proses ini melibatkan berbagai cara di mana individu atau kelompok bekerja bersama, menyesuaikan diri, dan mengadopsi elemen-elemen budaya satu sama lain. Interaksi ini penting karena membantu mengurangi konflik, memperkuat kohesi sosial, dan mendorong pembangunan komunitas yang lebih inklusif dan beragam.

    Dalam konteks ini, interaksi sosial asosiatif dapat dilihat dari berbagai bentuk, seperti kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Setiap bentuk interaksi ini memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, tetapi semuanya berkontribusi pada terciptanya hubungan yang harmonis dan produktif di masyarakat. Untuk lebih memahami bagaimana interaksi ini berlangsung, mari kita telaah lebih dalam tentang kerja sama sebagai salah satu aspek utama dalam interaksi sosial asosiatif.

    Kerukunan atau gotong royong adalah bentuk kerja sama di mana individu atau kelompok bersatu untuk mencapai tujuan bersama, seringkali dalam situasi darurat atau ketika menghadapi masalah yang mempengaruhi komunitas. Contohnya, ribuan warga Cikamunding, Lebak, secara sukarela bergotong royong memperbaiki jalan rusak yang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Aksi ini tidak hanya menunjukkan semangat kebersamaan, tetapi juga mencerminkan kepedulian dan tanggung jawab sosial masyarakat dalam menghadapi permasalahan infrastruktur yang berdampak langsung pada kesejahteraan mereka. Melalui kerja sama ini, warga tidak hanya memperbaiki jalan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara mereka.

Kerja Sama Berupa Kerukunan atau Gotong Royong
oleh Warga Cikamunding

    Bargaining, atau proses tawar-menawar, adalah bentuk kerja sama yang umum dalam transaksi jual beli. Contohnya, di Pasar Cimol Gedebage di Bandung, pembeli dan penjual sering terlibat dalam negosiasi harga barang. Proses tawar-menawar ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, sehingga mencerminkan bagaimana bargaining dapat menghasilkan solusi yang saling menguntungkan. Selain itu, proses ini juga menciptakan peluang untuk membangun kepercayaan dan loyalitas antara pembeli dan penjual

Kerja Sama Berupa Bargaining dalam Proses 
Tawar Menawar di Pasar Cimol Gedebage

    Kooptasi juga merupakan bentuk kerja sama yang merujuk pada proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi untuk menghindari konflik yang dapat mengguncang stabilitas. Sebagai contoh, Kaesang Pangarep yang baru tiga hari bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) langsung diangkat menjadi ketua umum. Langkah ini menunjukkan strategi kooptasi, di mana PSI mengangkat Kaesang untuk mencegah potensi ketidakpuasan di kalangan pendukungnya. Jika tidak diangkat, risiko konflik di dalam partai bisa meningkat, sehingga dengan menjadikannya ketua, PSI berusaha menjaga dukungan dan loyalitas anggotanya.

Kerja Sama Berupa Kooptasi pada Pengangkatan 
Kaesang sebagai Ketum PSI

    Koalisi adalah aliansi antara dua atau lebih partai politik yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, terutama dalam konteks politik. Contoh koalisi antara PKB dan Gerindra yang diumumkan oleh Cak Imin bertujuan untuk memperbaiki ekonomi Indonesia menunjukkan bagaimana partai-partai politik dapat bersatu untuk menghadapi tantangan yang lebih besar. Dalam konteks ini, koalisi memungkinkan partai-partai tersebut untuk menggabungkan sumber daya, meningkatkan daya tawar mereka, dan menciptakan platform yang lebih kuat untuk mencapai tujuan politik yang diinginkan.

Kerja Sama Berupa Koalisi oleh Partai Gerindra (Prabowo) 
dan PKB (Cak Imin)

    Joint venture, merupakan bentuk kerja sama antara dua perusahaan atau lebih untuk menjalankan proyek bisnis bersama. Sebagai contoh, Honda dan GS Yuasa telah berkolaborasi untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik. Kerja sama ini memungkinkan kedua perusahaan untuk menggabungkan sumber daya dan keahlian masing-masing, sehingga mereka dapat mencapai hasil yang lebih optimal dalam pengembangan teknologi baterai yang efisien dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan keahlian Honda dalam teknologi otomotif dan inovasi GS Yuasa dalam teknologi baterai, kolaborasi ini tidak hanya mempercepat proses penelitian dan pengembangan, tetapi juga meningkatkan daya saing produk mereka di pasar global yang semakin berfokus pada keberlanjutan. 

Kerja Sama Berupa Joint venture oleh Honda dan 
GS Yuasa

    Selain Kerja Sama, terdapat akomodasi. Akomodasi adalah proses penyesuaian diri untuk mengatasi konflik atau perbedaan yang dapat muncul di berbagai konteks, baik dalam hubungan interpersonal, organisasi, maupun antarnegara. Proses ini penting untuk menciptakan suasana yang harmonis dan produktif, di mana semua pihak dapat merasa didengar dan dihargai. Akomodasi mencakup beberapa bentuk, seperti kompromi, mediasi, dan toleransi. Kompromi melibatkan pengorbanan dari kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Mediasi adalah upaya pihak ketiga untuk memfasilitasi dialog dan menyelesaikan perbedaan, sementara toleransi mencakup sikap saling menghormati dan menerima perbedaan yang ada.

    Salah satu contoh kompromi dapat dilihat dalam peristiwa Brexit, di mana Inggris dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan setelah melalui negosiasi panjang. Dalam proses ini, kedua belah pihak harus mengurangi tuntutan mereka untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima. Inggris setuju untuk tetap mematuhi beberapa aturan Uni Eropa demi memastikan perdagangan yang lancar, sementara Uni Eropa memberikan Inggris lebih banyak kendali atas perbatasan dan kebijakan imigrasi.

Kompromi dalam Peristiwa Brexit


    Mediasi terlihat dalam upaya Uni Emirat Arab untuk menjadi mediator dalam konflik Rusia-Ukraina. Negara tersebut berusaha memfasilitasi dialog antara kedua belah pihak dengan harapan dapat mencapai kesepakatan damai. Meskipun hingga saat ini belum ada penyelesaian yang signifikan, upaya mediasi ini menunjukkan pentingnya peran negara ketiga dalam menyelesaikan konflik internasional.


Mediasi oleh Uni Emirat Arab dalam Konflik Rusia-Ukraina

    Toleransi juga menjadi aspek penting dalam akomodasi, yang ditunjukkan oleh kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Selama kunjungannya, Paus bertemu dengan berbagai pemimpin agama dan menekankan pentingnya hidup berdampingan secara damai serta menghormati perbedaan. Melalui dialog antarumat beragama, kunjungan ini menjadi simbol penting dari komitmen terhadap toleransi dan harmoni di tengah keragaman.

Toleransi Saat Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia

    Setelah kerja sama dan akomodasi, terdapat asimilasi. Asimilasi adalah proses di mana individu atau kelompok dari budaya yang berbeda mengadopsi budaya mayoritas. Proses ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dilihat dari penggunaan bahasa dan istilah yang dipinjam dari budaya lain. Misalnya, banyak orang Indonesia yang lebih sering menggunakan kata-kata seperti “sorry” dan “thanks” daripada “maaf” dan “terima kasih”. Hal ini menunjukkan bagaimana elemen-elemen dari bahasa Inggris telah diintegrasikan ke dalam percakapan sehari-hari masyarakat Indonesia. Selain itu, istilah-istilah untuk nominal uang seperti “cepek” (seratus rupiah), “gopek” (lima ratus rupiah), “goceng” (lima ribu rupiah), dan “ceban” (sepuluh ribu rupiah) berasal dari bahasa Mandarin Hokkien. Penggunaan istilah-istilah ini mencerminkan bagaimana budaya Tionghoa telah mempengaruhi bahasa dan kehidupan sehari-hari di Indonesia. Dengan demikian, asimilasi tidak hanya memperkaya bahasa, tetapi juga memperkuat hubungan sosial antarbudaya.

Asimilasi dalam Kebiasaan Pemakaian Kata Goceng, Cepek, Gocap

    Bentuk interaksi asosiatif yang terakhir yaitu akulturasi. Akulturasi adalah proses di mana dua budaya atau lebih bertemu dan saling mempengaruhi tanpa menghilangkan identitas budaya masing-masing. Contohnya adalah wayang kulit di Indonesia, yang ceritanya berasal dari epik India seperti Mahabharata dan Ramayana. Meskipun cerita-cerita ini berasal dari India, mereka telah diadaptasi dan diintegrasikan ke dalam budaya Jawa, menciptakan bentuk seni yang unik dan khas Indonesia.

Akulturasi dalam Pementasan Wayang Kulit dengan
Cerita Mahabarata

    Manfaat dari interaksi sosial asosiatif sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan produktif. Interaksi ini mendorong kerjasama dan integrasi sosial, yang dapat mengurangi konflik dan meningkatkan kohesi sosial. Melalui berbagai bentuk interaksi seperti kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi, individu dan kelompok dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, memperkuat hubungan sosial, dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan beragam. Selain itu, interaksi sosial asosiatif juga berperan dalam mempercepat pembangunan komunitas dengan memanfaatkan sumber daya dan keahlian yang ada secara lebih efektif.

PENUTUP

Kesimpulan

    Melalui interaksi sosial asosiatif masyarakat mampu meningkatkan persatuan satu sama lain. Melalui proses seperti kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi, individu atau kelompok dapat beradaptasi, bekerja sama, dan saling memahami meskipun ada perbedaan. Hal ini berkontribusi pada integrasi sosial, meredakan konflik, dan menjaga keberagaman budaya, yang pada akhirnya memperkuat stabilitas dan kohesi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Refleksi

    Interaksi sosial asosiatif mengajarkan kita pentingnya untuk menjalin kerjasama dan saling menghargai. Kerja sama memungkinkan individu dengan latar belakang berbeda untuk bekerja demi tujuan bersama. Akomodasi memungkinkan kita mengelola perbedaan secara damai dan terkoordinir. Asimilasi dan akulturasi mengajarkan pentingnya saling belajar dari budaya yang berbeda. Namun, interaksi sosial ini tidak selalu terjadi dengan mudah, kesalahpahaman seringkali menghambat prosesnya. Oleh karena itu,  interaksi sosial asosiatif mengingatkan kita untuk terus memperkuat sikap terbuka, komunikasi yang efektif, serta empati dalam berinteraksi dengan orang lain, untuk mencapai masyarakat yang lebih harmonis, damai, dan kondusif.

Lima Soal disertai Jawaban

Soal 1
Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial asosiatif?
A. Proses konflik antarindividu  
B. Hubungan sosial yang bersifat positif dan kooperatif  
C. Proses komunikasi yang tidak efektif  
D. Hubungan sosial yang bersifat negatif  
E. Proses kompetisi di antara kelompok  

Soal 2
Manakah dari berikut ini yang merupakan contoh akomodasi?
A. Pembentukan aliansi politik  
B. Negosiasi harga di pasar  
C. Dialog antarumat beragama  
D. Persetujuan perdagangan antara negara  
E. Kerja sama bisnis antara dua perusahaan  

Soal 3
Kompromi dalam konteks interaksi sosial asosiatif dapat dilihat sebagai:
A. Mencari solusi yang menguntungkan satu pihak  
B. Kesepakatan di mana kedua belah pihak saling mengurangi tuntutan  
C. Proses mediasi oleh pihak ketiga  
D. Pemberian izin untuk bertindak tanpa batasan  
E. Ketidakpedulian terhadap perbedaan pendapat  

Soal 4
Apa yang dimaksud dengan joint venture?
A. Persetujuan antara negara untuk tidak bersaing  
B. Proses tawar-menawar dalam transaksi jual beli  
C. Kerja sama antara dua perusahaan untuk menjalankan proyek bersama  
D. Penyelesaian konflik melalui mediasi  
E. Kegiatan sosial yang bersifat sukarela  

Soal 5
Dalam konteks mediasi, pihak ketiga bertujuan untuk:
A. Menentukan siapa yang benar dan salah  
B. Mengontrol proses negosiasi  
C. Memfasilitasi dialog dan penyelesaian masalah  
D. Menciptakan konflik baru  
E. Mengambil keputusan akhir untuk semua pihak  

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Waluya, B. (2009). Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Pribumi Mekar.


ARTIKEL

Abdullah, F. (2024). Dicuekin Pemerintah, Ribuan Warga Cikamunding Lebak Gotong Royong Perbaiki Jalan Rusak. SINDOnews. Diakses pada 8 September 2024, dari https://daerah.sindonews.com/read/1451469/174/dicuekin-pemerintah-ribuan-warga-cikamunding-lebak-gotong-royong-perbaiki-jalan-rusak-1725772151.

CNN Indonesia. (2024). Cak Imin Umumkan PKB Koalisi dengan Gerindra Demi Luruskan Ekonomi RI. CNN Indonesia. Diakses pada 18 Agustus 2024, dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240818153804-32-1134529/cak-imin-umumkan-pkb-koalisi-dengan-gerindra-demi-luruskan-ekonomi-ri.

Dirgantara, A., & Prabowo, D. (2023). Istimewanya Kaesang, Baru 3 Hari Gabung Langsung Jadi Ketum PSI. Kompas.com. Diakses pada 26 September 2023, dari https://nasional.kompas.com/read/2023/09/26/10565551/istimewanya-kaesang-baru-3-hari-gabung-langsung-jadi-ketum-psi.

Priyantoro, D. D., & Ferdian, A. (2023). Honda dan GS Yuasa Kerjasama Bikin Baterai Kendaraan Listrik. Kompas.com. Diakses pada 24 Januari 2023, dari https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/24/174100715/honda-dan-gs-yuasa-kerjasama-bikin-baterai-kendaraan-listrik.

Zahid Yassa, Z., & Prasetya, A. W. (2024). Pengalaman ke Pasar Cimol Gedebage di Bandung, Harus Bisa Jurus Tawar-Menawar. Kompas.com. Diakses pada 2 Juni 2024, dari https://travel.kompas.com/read/2024/06/02/120100327/pengalaman-ke-pasar-cimol-gedebage-di-bandung-harus-bisa-jurus-tawar-menawar.






Comments

Popular posts from this blog

Implementasi Skema Interaksi Sosial Disosiatif Dalam Dunia Pendidikan : Menjadi Hambatan atau Keuntungan

KELOMPOK 4 - TUGAS 4