Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

 

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

 Disusun Oleh :

1. Alexsandra Syifa Wahyudi/05
2. Almadina Syafira Imron/06
3. Anindita Tiara Pamuji/07
4. Arung Gelombang Kristanto/08




SMA NEGERI 1 SURAKARTA

Surakarta 

2024

PENGANTAR

Sosialisasi

Pengertian Sosialisasi 
Sosialisasi adalah proses pembelajaran seumur hidup di mana individu belajar menghayati dan melaksanakan nilai, norma, sikap, dan pola perilaku yang berlaku di masyarakat. Melalui sosialisasi, seseorang menginternalisasi sistem nilai dan norma sosial, mengalami enkulturasi, dan mencapai pendewasaan diri, sehingga dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang diterima dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Menurut George Herbert Mead tahap-tahap sosialisasi yang harus dilewati seseorang yaitu 
  1. Tahap Persiapan (Preparatory Stage) : Individu mulai belajar melalui imitasi, tanpa memahami makna sosial dari tindakan tersebut.
  2. Tahap Meniru (Play Stage) : Individu mulai mengambil peran yang berbeda dan berimajinasi, meniru peran orang dewasa, dan mengembangkan pemahaman terhadap perspektif orang lain.
  3. Tahap Siap Bertindak (Game Stage) : Individu belajar untuk berperan dalam konteks yang lebih kompleks, mengadopsi peran dan aturan yang lebih terstruktur dalam permainan sosial.
  4. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other) : Individu menginternalisasi norma dan nilai-nilai masyarakat secara umum, dan memahami bagaimana tindakan mereka mempengaruhi kelompok sosial secara keseluruhan.

Jenis-jenis Sosialisasi 
Berdasarkan waktunya, sosialisasi dibagi menjadi 2 yaitu:
  1. Sosialisasi primer merupakan sosialisasi pertama individu semasa kecil dan menjadi pintu untuk memasuki keanggotaan dalam masyarakat. Ini terjadi dalam lingkup keluarga dan merupakan tempat menanamkan nilai-nilai budaya serta agama yang dianut keluarga.
  2. Sosialisasi sekunder merupakan sosialisasi yang terjadi ketika individu mulai dikenalkan ke dalam suatu kelompok tertentu di dalam masyarakat. Ini terjadi diluar lingkup keluarga.
Sedangkan berdasar sifatnya, sosialisasi dibagi menjadi:
  1. Sosialisasi represif: menekankan pada kepatuhan individu terhadap nilai dan norma sosial yang berlaku. Untuk mendapatkan kepatuhan setiap orang, maka hukum- an yang membuat jera dianggap sebagai jalan keluarnya. Agar tidak dijatuhi hukuman, warga kemudian bersikap sesuai aturan. 
  2. Sosialisasi partisipatif: Di sini warga diharapkan mematuhi nilai dan norma sosial karena kesadaran pribadi akan keutamaan nilai dan norma sosial tersebut. Terkadang individu yang tersebut juga akan mendapatkan timbal balik.
Contoh Sosialisasi 
Sosialisasi sendiri merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang akan dilakukan seorang individu semasa hidupnya, sosialisasi juga berkontribusi dalam proses pembentukan karakter seorang individu. Sosialisasi dapat dicontohkan berdasarkan jenisnya sebagai berikut:
  1. Sosialisasi Primer: Ketika anak mempelajari kebiasaan yang ada di lingkungan keluarganya serta anggota keluarga yang mengajari anak cara berbicara, berjalan, cara beribadah, dan sopan santun antar anggota keluarga.
  2. Sosialisasi Sekunder: Ketika mengikuti perkumpulan Karang Taruna, Rapat RT dan RW di kampung; mengerjakan tugas kelompok bersama; bermain bersama teman sebaya; serta ketika mengikuti sebuah pelatihan atau seminar.
  3. Sosialisasi represif: Saat Siswa dihukum karena terlambat masuk sekolah, seorang kriminal jatuhi hukuman karena telah melanggar peraturan, dan orang tua menghukum anak yang membangkang.
  4. Sosialisasi Partisipatif: Orang tua memberikan hadiah apabila nilai anak mereka bagus, panitia lomba memberikan hadiah kepada para pemenang, dan atasan yang memberikan imbalan kepada karyawan yang sudah membantu mensukseskan proyek tertentu.

Kepribadian

Pengertian Kepribadian
Konsep kepribadian merupakan konsep yang luas, tetapi secara sederhana istilah kepribadian mencakup karakteristik perilaku individu. Para ahli memiliki beberapa pendapat, diantaranya:
  1. Theodore R. Newcombe, menjelaskan bahwa kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
  2. Roucek dan Warren, berpendapat bahwa kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.
  3. Yinger, berpendapat bahwa kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang bersosialisasi dengan serangkaian situasi.
  4. Koentjaraningrat, berpandangan bahwa kepribadian adalah ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas dan berbeda dari individu-individu lainnya.
  5. Robert Sutherland (dkk), menganggap bahwa kepribadian adalah abstraksi individu dan perilakunya, seperti mana masyarakat dan kebudayaan yang saling mempengaruhi.
Dari teks diatas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku sosial tertentu. Kepribadian juga memberi watak yang khas bagi individu dalam kehidupan sehari- hari. Kepribadian bukanlah perilaku, namun kepribadianlah yang membentuk perilaku manusia. Kepribadian lebih berada dalam alam psikis (jiwa) seseorang yang mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang yang khas dan berkembang apabila berhubungan dengan orang lain.

Hubungan dengan Sosialisasi
Proses sosialisasi pasti berlangsung sepanjang hidup manusia (sejak lahir sampai tua) mulai lingkungan keluarga, kelompok, sampai kehidupan masyarakat yang lebih luas. Melalui serangkaian proses yang panjang inilah, tiap individu belajar menghayati, meresapi, kemudian menginternalisasi berbagai nilai, norma, pola- pola tingkah laku sosial ke dalam mentalnya. Dari berbagai hal yang di-internalisasi itulah seseorang memiliki kecenderungan untuk berperilaku menurut pola-pola tertentu yang memberi ciri watak yang khas sebagai identitas diri dan terbentuklah kepribadian.

Kepribadian yang tumbuh pada seorang individu tidak mungkin sepenuhnya sama. Semua itu bergantung pada penyerapan dan pemahaman serta penghayatan nilai dan norma dalam masyarakatnya. Dari proses tersebut, terbentuklah kepribadian yang berbeda antara masyarakat yang satu dan masyarakat lainnya.

Faktor Pembentuk Kepribadian
Adanya perbedaan kepribadian setiap individu bergantung pada faktor-faktor yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

a. Faktor Biologis: Bawaan biologis (Gen) seperti jenis kelamin, temperamen, dan tingkat kecerdasan yang dapat memengaruhi struktur kepribadian seseorang.

b. Faktor lingkungan : baik lingkungan fisik seperti iklim dan topografi, maupun kondisi sosial dapat memengaruhi cara hidup dan adaptasi seseorang dengan lingkungannya.

c. Faktor Kebudayaan : kebudayaan seperti bahasa, seni, adat istiadat berpengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian individu.

d. Faktor Kejiwaan : faktor kejiwaan bersumber pada proses interaksi dan sosialisasi dengan masyarakat. Dua elemen faktor kejiwaan yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang yaitu
  1.  Motivasi: dorongan yang membuat seseorang melakukan tingkah laku tertentu. 
  2.  N ach (need for achievement) :  kebutuhan yang dimliki oleh setiap orang untuk berprestasi dalam lingkungan sosialnya. 
e. Faktor Pengalaman kelompok : Pengalaman kelompok dalam sosialisasi memiliki peran penting dalam pengembangan kepribadian. Ada dua jenis kelompok yang berpengaruh: 
  1. Kelompok Acuan (Referensi): Kelompok ini menjadi model bagi norma dan perilaku seseorang. 
  2. Kelompok Majemuk: Masyarakat yang beragam dengan berbagai budaya dan norma. 
f. Faktor pengalaman unik : pengalaman unik setiap individu berdampak signifikan pada pembentukan kepribadian. Meskipun berada di lingkungan keluarga yang sama, tidak ada individu yang memiliki kepribadian yang sama, karena setiap individu keluarga tidak mendapatkan pengalaman yang sama.


ISI 
Laporan Hasil Observasi Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian di SMA N 1 Surakarta

Kepribadian merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku sosial tertentu. Proses pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh sosialisasi serta beberapa faktor pembentuknya. Sosialisasi adalah proses belajar manusia melalui menginternalisasi nilai dan norma, enkulturasi, serta inklusi sehingga bisa diterima dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Pembagian sosialisasi ada 2, yaitu berdasarkan waktunya, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan waktunya, sosialisasi dibagi menjadi Sosialisasi Primer/Pertama (keluarga) dan Sosialisasi Sekunder/Kedua (selain lingkup keluarga). Sedangkan jika berdasarkan sifatnya, terbagi menjadi Sosialisasi Represif, yaitu dengan adanya hukuman dan Sosialisasi Partisipatif, yaitu dengan adanya imbalan. Adapun faktor pembentukan kepribadian terdiri dari faktor Biologis, Geografis, Kebudayaan, Kejiwaan, Pengalaman Kelompok serta Pengalaman Unik.

Kepribadian para warga sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta dibentuk dan dipengaruhi oleh berbagai macam hal, mulai dari keluarga, teman, pengalaman-pengalaman unik dan lainnya. Kali ini kami melakukan observasi dengan metode wawancara kepada tiga warga sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta, yang pertama adalah Bu Ana Dwi Ventri N.W., S.Pd. Berdasarkan wawancara dengan beliau, ada beberapa hal yang bisa kita kaitkan dengan Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian, diantaranya adalah sebagai berikut. Pertama, Sosialisasi Primer terjadi dahulu ketika orang tua Bu Ana menanamkan nilai-nilai, baik dalam kehidupan pribadi maupun nanti untuk bergaul dalam bermasyarakat, ini juga merupakan salah satu pengaruh terbesar dalam pembentukan kepribadian Bu Ana. Kedua, Sosialisasi Sekunder yang dapat dilihat ketika Bu Ana mulai memasuki dan bersosialisasi dalam kelompok-kelompok tertentu masyarakat, seperti dalam ruang lingkup pekerjaan, hobi, teman-teman, ataupun masyarakat sekitar rumah. Ketiga, Sosialisasi Partisipatif yang Bu Ana alami ketika beliau dengan kesadaran pribadi menjalankan nilai-nilai yang ada, seperti nilai saling menghargai, nilai pantang menyerah, serta nilai kejujuran yang terkadang juga menimbulkan timbal balik seperti jika kita menghargai orang lain, orang lain juga akan menghargai kita kembali. Keempat, Faktor Biologis yang dapat dilihat berdasarkan data bahwa orang tua Bu Ana memiliki watak mandiri, pekerja keras, jujur, serta tidak mudah mengalah hanya karena perbedaan gender; yang beberapa menurun ke Bu Ana, sehingga beliau juga memiliki watak yang sama dengan orang tua beliau. Kelima, Faktor Lingkungan yang salah satunya adalah lingkungan keluarga, dimana ketika orangtua Bu Ana tidak pernah membandingkan atau meminta beliau meniru orang lain, yang mengakibatkan Bu Ana tidak pernah merasa adanya tekanan untuk meniru atau menjadi orang lain.
Wawancara bersama Bu Ana Dwi Ventri N.W., S.Pd.


Kemudian, yang kedua kami melakukan wawancara dengan saudari Dewi Sekar Mumpuni. Berdasarkan wawancara yang telah kami laksanakan, kami dapat mengaitkan beberapa hal dengan Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian. Pertama adalah Sosialisasi Primer, sosialisasi ini terjadi saat orang tua Dewi membentuk pribadi Dewi dengan mengajarkan nilai-nilai luhur yang baik, dan dapat menjadi contoh di dalam kehidupan Dewi untuk menjadi pribadi yang berkarakter. Dewi menganggap bahwa orang tuanya sebagai sumber utama dalam pembentukan karakternya. Sosialisasi Sekunder, sosialisasi yang kedua terjadi saat Dewi dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, tepatnya di lingkungan sekolah. Dewi mendapatkan pengaruh baru, seperti ajaran atau trend yang tidak selaras dengan ajaran orang tuanya. Selanjutnya adalah Sosialisasi Partisipatif, yang terjadi ketika Dewi menjalankan nilai-nilai luhur seperti menghormati dan menghargai orang lain, hal ini didasari oleh kesadaran diri yang kemudian menimbulkan timbal balik yang positif bagi Dewi. Keempat, Faktor Biologis, dapat diketahui bahwa orang tua dari Dewi memiliki watak yang bijaksana sehingga dapat mengajarkan hal positif kepada Dewi. Hal tersebut menurun kepada Dewi, sehingga ia memiliki watak yang tenang dan bijak dalam mengambil suatu keputusan. Kelima, adalah Faktor Lingkungan, situasi ketika Dewi dapat menyesuaikan diri dengan pemahaman dan ajaran yang baru di lingkungan sosial yang baru, hal ini membuat Dewi harus beradaptasi dengan cara memilah hal yang baik dan buruk.

Wawancara bersama Dewi Sekar Mumpuni 


Selanjutnya, narasumber ketiga kami adalah Evan Farrel. Berdasarkan wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya keterkaitan Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian. Pertama adalah Sosialisasi Primer, ketika orang tua Evan mengajarkan hal-hal yang positif di kehidupan Evan, seperti saling menghargai sesama, memberikan bekal Iman (agama), mengajarkan norma dan nilai sosial, serta mengajarkan cara bersosialisasi yang baik, hal-hal tersebutlah yang akhirnya membentuk pribadi Evan yang sekarang. Selanjutnya, Sosialisasi Sekunder yang didapatkan ketika Evan menjalin pertemanan dengan orang lain. Di dalam lingkungan pertemanan, tentu Evan tetap harus memilah pengaruh baik dan buruk agar tidak terkontaminasi oleh hal-hal negatif. Ketiga adalah Sosialisasi Partisipatif, dialami oleh Evan ketika dengan kesadaran diri melakukan nilai-nilai luhur, seperti menghargai teman, menegur teman yang berbuat salah dan memberikan masukan, serta saling membantu yang pada akhirnya dapat menimbulkan hubungan timbal balik yang bermanfaat bagi Evan ataupun orang lain. Keempat, Faktor Biologis dapat dilihat dari orang tua Evan yang memiliki pribadi yang tenang, serta mudah dalam bersosialisasi dengan siapapun. Sehingga hal tersebut menurun kepada Evan. Kelima, Faktor Lingkungan yang dialami oleh Evan saat berada di lingkungan pendidikan, Evan mendapatkan pengaruh yang baik seperti meningkatkan semangat dalam belajar, mengikuti persaingan yang sehat, dan hal tersebut tidak memberikan tekanan pada Evan. 

Wawancara bersama Evan Farrel

a. Pernyataan Umum
Sosialisasi adalah proses belajar dan penerimaan norma, nilai, dan perilaku sosial yang berlaku di masyarakat. Proses ini dimulai sejak kita lahir dan terus berlanjut sepanjang hidup. Melalui interaksi dengan orang tua, keluarga, teman sebaya, sekolah, dan sebagainya. Kita belajar cara beradaptasi dengan lingkungan sosial, memahami peran kita di dalam masyarakat, dan membentuk identitas diri. Proses ini membantu kita memahami bagaimana hidup berdampingan dengan orang lain, bagaimana berinteraksi secara efektif, dan bagaimana membangun hubungan yang sehat.  Sosialisasi juga membantu kita mengembangkan rasa empati, toleransi, dan rasa tanggung jawab terhadap sesama.  Tanpa sosialisasi, kita akan kesulitan untuk hidup harmonis dalam masyarakat dan mungkin akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain.  Oleh karena itu, sosialisasi merupakan proses yang sangat penting untuk perkembangan individu dan kelangsungan hidup manusia dalam masyarakat.

b. Deskripsi Bagian
a) Agen-agen sosialisasi adalah kelompok atau individu yang berperan penting dalam proses sosialisasi. Beberapa agen sosialisasi utama meliputi:
- Keluarga:  Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama dan terpenting.  Di sini, anak-anak belajar bahasa, norma-norma dasar, nilai-nilai moral, dan cara berinteraksi dengan orang lain.
- Sekolah:  Sekolah merupakan agen sosialisasi formal yang mengajarkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sosial yang lebih luas.
- Teman Sebaya:  Teman sebaya memberikan pengaruh yang kuat dalam membentuk identitas diri, perilaku, dan nilai-nilai sosial.
- Media Massa:  Media massa, seperti televisi, internet, dan media sosial, memiliki peran penting dalam membentuk opini, nilai-nilai, dan perilaku sosial.

b) Menurut George Herbert Mead tahap-tahap sosialisasi yang harus dilewati seseorang yaitu 
  1. Tahap Persiapan (Preparatory Stage) : Individu mulai belajar melalui imitasi, tanpa memahami makna sosial dari tindakan tersebut.
  2. Tahap Meniru (Play Stage) : Individu mulai mengambil peran yang berbeda dan berimajinasi, meniru peran orang dewasa, dan mengembangkan pemahaman terhadap perspektif orang lain.
  3. Tahap Siap Bertindak (Game Stage) : Individu belajar untuk berperan dalam konteks yang lebih kompleks, mengadopsi peran dan aturan yang lebih terstruktur dalam permainan sosial.
  4. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other) : Individu menginternalisasi norma dan nilai-nilai masyarakat secara umum, dan memahami bagaimana tindakan mereka mempengaruhi kelompok sosial secara keseluruhan.

c) Beberapa faktor yang memengaruhi proses sosialisasi meliputi:
- Budaya:  Budaya merupakan sistem nilai, norma, dan perilaku yang diwariskan secara turun-temurun.  Budaya memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk kepribadian dan perilaku individu.
- Kelas Sosial :  Kelas sosial memengaruhi akses terhadap sumber daya, pendidikan, dan peluang, yang pada gilirannya memengaruhi proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
- Gender:  Gender memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk peran-peran sosial, nilai-nilai, dan perilaku individu.

c. Deskripsi Manfaat
Proses sosialisasi membantu individu memahami dirinya sendiri dalam konteks masyarakat, membangun ketrampilan sosial, menumbuhkan rasa tanggung jawab, serta mempersiapkan individu untuk peran-peran sosial di masa depan. Dengan demikian, proses sosialisasi merupakan proses yang sangat penting untyk pembentukan dan perkembangan kepribadian individu. 

PENUTUP

Kesimpulan 
Sosialisasi adalah proses kompleks yang membentuk kepribadian. Bayangkan sebuah bangunan kokoh, di mana keluarga adalah pondasi awal, sekolah membangun struktur, teman sebaya membentuk detail, media massa memberi warna, dan budaya menjadi atap.  Memahami proses ini seperti memahami bagaimana bangunan berdiri kokoh. Kita belajar menghargai keragaman kepribadian dan membangun hubungan sosial yang lebih baik, seperti bekerja sama dalam membangun bangunan yang megah.  Sosialisasi adalah perjalanan panjang yang penuh makna, di mana kita belajar, tumbuh, dan berkembang menjadi individu yang utuh.

Refleksi
Setelah mempelajari materi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian, kelompok kami menyadari betapa pentingnya peran keluarga, sekolah, teman sebaya, media massa, dan budaya dalam membentuk karakter dan cara pandang kita.  Kami memahami bahwa proses ini adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh makna, di mana kita terus belajar, tumbuh, dan berkembang menjadi individu yang utuh.  Memahami proses sosialisasi juga membantu kita menghargai keragaman kepribadian dan membangun hubungan sosial yang lebih baik, dengan berkomunikasi dengan empati, menghargai perbedaan, dan berkolaborasi secara efektif.  Melalui refleksi ini, kami bertekad untuk terus belajar, beradaptasi, dan mengembangkan diri untuk menjadi individu yang positif, toleran, dan bermanfaat bagi masyarakat.  Kami juga menyadari bahwa proses sosialisasi tidak selalu berjalan mulus, dan terkadang kita menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan norma-norma sosial atau mengatasi pengaruh negatif dari lingkungan sekitar.  Namun, dengan pemahaman yang lebih baik tentang proses ini, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan tersebut dan membangun kehidupan yang lebih bermakna.

5 Soal Beserta Jawaban

1. Proses sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ....
a. primer dan keluarga
b. sekunder dan masyarakat
c. primer dan sekunder
d. keluarga dan masyarakat
e. keluarga dan sekolah

2. Peranan sekolah dalam proses sosialisasi sangat berhubungan dengan kepastian ekonomi karena ....
a. semua sekolah dapat menciptakan pekerjaan
b. sekolah adalah tempat bermain dan belajar
c. sekolah mengajarkan keterampilan dan pengetahuan
d. kurangnya sekolah merupakan indikator kemiskinan suatu daerah
с. kualitas manusia ditentukan hanya oleh tingkat pendidikan

3. Berikut merupakan tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead, kecuali...
a. preparatory stage
b. play stage
c. game stage
d. generalized stage
e. pranatal Stage

4. Kepribadian adalah ciri-ciri watak yang diper-
lihatkan secara konsisten dan konsekuen 
sehingga individu memiliki identitas yang khas. 
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh ....
a. Allport 
b. Kuncaraningrat 
c. Yinger
d. Roucek A. Warren
e. M. Newcom

5. Sosialisasi yang dijalani oleh individu semasa 
kecil dinamakan ....
a. sosialisasi
b. sosialisasi primer
c. sosialisasi sekunder
d. sosialisasi tersier
e. sosialisasi primer dan sekunder

Daftar Pustaka

Pdf - Bagja Waluyo SOSIOLOGI Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat

https://an-nur.ac.id/sosialisasi-dan-pembentukan-kepribadian-2/

Comments

Popular posts from this blog

Implementasi Skema Interaksi Sosial Disosiatif Dalam Dunia Pendidikan : Menjadi Hambatan atau Keuntungan

KELOMPOK 4 - TUGAS 4