Implementasi Skema Interaksi Sosial Disosiatif Dalam Dunia Pendidikan : Menjadi Hambatan atau Keuntungan
Implementasi Skema Interaksi Sosial Disosiatif Dalam Dunia Pendidikan : Menjadi Hambatan atau Keuntungan
Disusun Oleh Kelompok 7 X. 10
TIM MANIS
( Manusia pecInta Sosiologi )
1. Kevin Raffael Sanjaya ( 25)
2. Mevva Justin Calysta ( 26 )
3. Mufida Nur Aini ( 27 )
4. Muhammad Raihan Febryansyah ( 28 )
SMA NEGERI 1 SURAKARTA
SURAKARTA
2024
PENGANTAR
Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif
Salah satu sifat manusia adalah sebagai makhluk sosial disamping sebagai makhluk individual. Sebagai makhluk individual manusia mempunyai motif untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri. Sedangkan sebagai makhluk sosial manusia mempunyai motif untuk mengadakan hubungan dengan orang lain. Manusia mempunyai dorongan sosial untuk mencari orang lain dan mengadakan interaksi sehingga muncul interaksi sosial. Menurut H. Bonner dalam Ahmadi (2007:49) interaksi sosial merupakan hubungan antara individu atau lebih, dimana individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki individu yang lain atau sebaliknya.
Secara umum, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu maupun kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial terbagi menjadi dua bentuk yaitu interaksi sosial asosiatif ( asociation process ) dan interaksi sosial disosiatif (opposition process ) ( Gillin, Gillin ). Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai interaksi sosial disosiatif . Interaksi sosial disosiatif atau juga sering disebut proses sosial disintegratif atau disjungtif merujuk pada bentuk interaksi dalam masyarakat yang menghasilkan perpecahan, ketegangan, atau konflik antar individu atau kelompok. Berbeda dengan interaksi sosial asosiatif ( asociation process ), yang mengarah pada kerjasama dan saling mendukung, interaksi disosiatif ( opposition process ) dapat mencakup persaingan, pertentangan, atau ketidaksepakatan yang dapat menghambat tercapainya tujuan bersama. Interaksi sosial disosiatif biasanya terjadi ketika ada perbedaan pendapat antara pihak satu dengan yang lainnya yang menyebabkan konflik antar individu/kelompok.
- Persaingan ( Competition )
- Kontravensi ( Contravetion ) Merupakan proses sosial yang ditandai adanya ketidakpuasan, ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan terhadap kepribadian seseorang atau kelompok yang tidak diungkapkan secara terbuka.
- Menurut Leopold Von Wiese dan Howart Becker terdapat lima bentuk kontravensi, yaitu sebagai berikut:
- Kontravensi Umum
Istilah yang merujuk pada perbedaan pendapat atau sengketa yang terjadi antara pihak-pihak dalam masyarakat. Ini bisa melibatkan isu-isu sosial, politik, atau ekonomi. Kontravensi umum sering kali muncul dalam konteks perdebatan publik dan dapat mempengaruhi kebijakan atau keputusan yang diambil oleh pemerintah atau lembaga lain.- Kontravensi Sederhana
Perbedaan pendapat atau sengketa yang terjadi antara dua pihak atau lebih mengenai suatu isu tertentu. Ini biasanya melibatkan argumen atau klaim yang saling bertentangan, tetapi tidak melibatkan kompleksitas atau dampak yang besar seperti dalam kontravensi yang lebih luas.- Kontravensi Intensif
Bentuk sengketa atau perbedaan pendapat yang lebih mendalam dan kompleks, sering kali melibatkan isu-isu yang signifikan dan berpotensi memicu konflik yang lebih besar. Biasanya, kontravensi ini melibatkan emosi yang kuat, argumen yang mendalam, dan dampak yang luas, baik secara sosial, politik, maupun ekonomi.- Kontravensi Rahasia
Perbedaan pendapat atau sengketa yang tidak dipublikasikan atau disembunyikan dari perhatian umum. Dalam konteks ini, pihak-pihak yang terlibat mungkin memilih untuk tidak mengungkapkan konflik tersebut karena alasan strategis, diplomatik, atau untuk menjaga reputasi. Kontravensi jenis ini bisa terjadi dalam organisasi, bisnis, atau hubungan pribadi, di mana isu-isu sensitif perlu dikelola dengan hati-hati.- Kontravensi Taktis
Bentuk perbedaan pendapat atau sengketa yang terjadi dalam konteks strategi atau taktik tertentu. Dalam situasi ini, pihak-pihak yang terlibat mungkin memiliki tujuan yang sama tetapi berbeda dalam pendekatan untuk mencapainya. Kontravensi ini sering terjadi dalam diskusi mengenai metode atau cara terbaik untuk mencapai hasil tertentu, baik dalam konteks politik, bisnis, maupun olahraga. Meskipun ada perbedaan, tujuan akhir yang sama tetap menjadi fokus. - Konflik ( conflict )
- Persaingan ( Competition )
- Kontravensi ( Contravetion )
- Konflik ( Conflict )
ISI
Laporan Hasil Observasi Interaksi Sosial Disosiatif di SMA Negeri 1 Surakarta
Ketidaktertiban sosial (social disorder) memunculkan disintegrasi sosial akibat pertentangan antar-anggota masyarakat tersebut. Proses sosial disosiatif juga disebut proses sosial disintegratif atau disjungtif. Meski proses ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, ketidakhadiran disasosiatif berakibat stagnasi masyarakat. Walaupun proses disosiatif ini bisa menghambat perkembangan dan pertumbuhan masyarakat, tapi ada juga manfaatnya. Salah satunya, dengan adanya disosiatif ini masyarakat akan bisa berkembang karena memiliki keinginan untuk maju. Interaksi sosial disosiatif di SMA Negeri 1 Surakarta dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan dilakukan oleh siapapun. Berikut ini hasil dari observasi yang kami laporkan terkait interaksi sosial disosiatif ( oppostiton social process ). Pertama jenis interaksi sosial disosiatif persaingan, terdiri atas persaingan individu terlihat pada persaingan nilai antar siswa untuk memperebutkan ranking, persaingan antar individu dalam mengikuti kompetisi olimpiade untuk memperoleh juara, persaingan antar kandidat ketua OSIS / MPK untuk memperoleh jabatan sebagai ketua organisasi tersebut. kemudian terdapat persaingan kelompok seperti persaingan antar kelas dalam acara lomba 17-an untuk memperoleh kejuaraan kelas, persaingan dalam mengikuti lomba cerdas cermat ( tim ) antar sekolah untuk memperoleh kejuaraan.
Kedua jenis interaksi sosial disosiatif kontravensi, menurut Leopold Von Wiese dan Howart Becker terdapat lima bentuk kontravensi terdiri atas kontravensi umum terlihat pada protes seorang siswa kepada bendahara kelasnya karena uang kas yang dianggapnya terlalu tinggi setiap minggu. Ia berpendapat bahwa setiap orang belum tentun mampu membayar uang kas sebanyak itu. Kemudian terdapat kontravensi sederhana terlihat pada perbedaan pendapat dalam diskusi kelompok, saat membahas suatu topik dalam pelajaran, seringkali muncul perbedaan pendapat di antara siswa. Misalnya, saat membahas mengenai topik apakah benar atau tidak terkait teori menurut Max Webber bahwa orang yang masuk surga harus mempunyai harta yang banyak, ada siswa yang setuju dan ada yang tidak setuju dan adapula yang mengatakan bisa jadi benar dan bisa jadi salah. Contohnya, siswa A berpendapat tidak setuju karena orang yang masuk surga itu tergantung amal perbuatan baiknya bukan berdasarkan banyak sedikitnya harta yang dimiliki, sedangkan siswa B berpendapat setuju karena orang tersebut dapat menggunakan uangnya untuk bersedekah sebagai perbuatan amal baik, dimana ia percaya bahwa Tuhan akan akan memberikan pahala kepadanya, pahala tersebutlah yang akan membuat ia masuk surga. Kemudian siswa C berpendapat bahwa teori tersebut bisa jadi benar karena harta dapat digunakan untuk berbagi menolong orang lain dan bersedekah, ini merupakan salah satu amal perbuatan baik sehingga akan mendapat balasan berupa pahala dan dapat menjadi jalan menuju ke surga. Ia juga berpendapat bisa jadi salah jika orang tersebut hanya menggunakan uangnya untuk kesenangan dunia belaka dan bersifat hedonisme.
Lalu terdapat kontravensi intensif terlihat pada debat antarsiswa mengenai suatu topik, dimana tiap siswa berusaha megutarakan argumennya dengan tujuan mempertahankan pendapatnya masing-masing. Selanjutnya terdapat kontravensi rahasia terlihat pada pembicaraan yang dilakukan oleh siswa, yaitu siswa A berkata bahwa hal ini tidak boleh dibocorkan kepada siapapun. Tetapi pada akhirnya temannya siswa B membocorkannya, hingga kelas lainpun mengetahuinya, ini merupakan salah satu contoh kontravensi rahasia dengan bentuk pembocoran rahasia. Jenis kontravensi yang terakhir yaitu kontravensi taktis, terlihat pada guru menegur murid yang melanggar aturan, tetapi menunjukkan dengan ketidakpuasan melalui isyarat non-verbal seperti tatapan tajam atau nada bicara yang berbeda. Kontravensi yang sering terjadi di SMA Negeri 1 Surakarta yaitu siswa terkadang mempunyai perasaan tidak suka terhadap temannya yang memiliki nilai yang lebih tinggi daripadanya namun hal itu masih disembunyikan dan tidak sampai berujung konflik.
Jenis interaksi sosial disosiatif yang ketiga yaitu konflik terdiri atas konflik pribadi yaitu konflik antarteman, dimana 2 siswa yang awalnya berteman dekat mengalamikonflik karena salah paham dan cemburu, yaitu siswa A merasa dikhianati ketika temannya lebih dekat dengan orang lain, pada akhirnya timbullajh pertengkaran. Kemudian terdapat konflik antarkelompok terlihat pada permasalahan sesaji ( supporter SMA N 1 Surakarta ) dengan corsa (supporter SMA N 4 Surakarta ) dikarenakan corsa menggunakan bendera bergambar ksatria SMANSA tetapi disekelilingnya terdapat tengkorak (benda mati) yang artinya ksatria SMANSA sudah mati dan kalah dalam bertempuran. Hal ini menimbulkan konflik. Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan tidak terdapat konflik antarkelas sosial, politik, dan internasional di SMA Negeri 1 Surakarta.
Persaingan, sebagai bentuk interaksi disosiatif, dapat mendorong individu atau kelompok untuk bekerja lebih keras, berinovasi, dan mencapai hasil yang lebih baik. Seperti contoh yang terjadi di SMA Negeri 1 Surakarta membuat siswa/i nya memiliki ambisi lebih dalam belajar.
2. Memicu Evaluasi dan Perubahan Positif.
3. Melatih Keterampilan Penyelesaian Konflik.
Konflik antar siswa memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar keterampilan penyelesaian konflik, seperti berkomunikasi secara efektif, dan memahami sudut pandang orang lain. Ini penting untuk mengembangkan kemampuan sosial dan empati.
Interaksi disosiatif di sekolah, bila dihadapi dengan pendekatan yang positif dan terbuka, dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan penting dalam bersosialisasi, menyelesaikan konflik, dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di masa depan.
1. Interaksi sosial merupakan hubungan antara individu atau lebih, dimana individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki individu yang lain atau sebaliknya. Menurut siapa?
A. Leopold Von Wiese
B. H. Bonner
C. Howart Becker
D. Karl Marx
E. Emile Durkheim
Pembahasan : Menurut H. Bonner (2007:49) interaksi sosial merupakan hubungan antara individu atau lebih, dimana individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki individu yang lain atau sebaliknya.
2. Berikut ini manakah yang termasuk kedalam konflik rasial?
A. Tawuran antar sekolah
B. Konflik yang terjadi di Ukraina
C. Konflik buruh dengan pengusaha
D. Konflik Etnis Tionghoa dan Jawa
(1998)
E. Pemberontakan PKI di Madiun
Pembahasan : Konflik rasial yaitu konflik yang terjadi antar ras atau antar suku akibat adanya perbedaan kepentingan sosial yang berbeda. Contohnya yaitu konflik yang biasa terjadi dalam masyarakat yang terdapat golongan minoritas dan mayoritas seperti konflik etnis Tionghoa dan Jawa yang terjadi pada tahun 1998.
3. Budi adalah seorang pelajar yang ingin masuk ke UGM, namun dia malas untuk masuk lewat SNBT, lalu ia belajar dengan sungguh sungguh untuk masuk lewat SNBP. Perilaku budi termasuk ke dalam
A. Kontravensi intensif
B. Kontravensi taksis
C. Persaingan individu
D. Konflik pribadi
E. Kontravensi sederhana
Pembahasan : Persaingan antarindividu, yaitu persaingan yang terjadi antara satu individu dengan individu yang lain. Hal ini terlihat pada persaingan nilai agar masuk ke dalam daftar siswa eligible yang nantinya akan bisa mendaftar lewat jalur SNBP.
4. Proses sosial yang ditandai adanya ketidakpuasan, ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan terhadap kepribadian seseorang atau kelompok yang tidak diungkapkan secara terbuka. Adalah?
A. Persaingan kelompok
C. Kontravensi
D. Konflik rasial
E. Persaingan individu
Pembahasan : Kontravensi adalah proses sosial yang ditandai adanya ketidakpuasan, ketidakpastian, keraguan, penolakan, penyangkalan terhadap kepribadian seseorang atau kelompok yang tidak diungkapkan secara terbuka.
5. Proses sosial ketika berbagai pihak saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disebut?
A. Kontravensi umum
B. Interaksi sosial asosiatif
C. Konflik antar kelas sosial
D. Kontravensi intensif
E. Persaingan
Pembahasan : Persaingan adalah proses sosial ketika berbagai pihak saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Persaingan terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment