Konformitas, Penyimpangan Sosial dan Pengendalian

Konformitas, Penyimpangan Sosial 
dan Pengendalian



disusun oleh:

1. Atthar Ibrahim Aquilla Wibowo  (09)
  2. Azharel Dhevan Raizano               (10)
   3. Calista Alzena Putri Andriyanto    (11)
  4. Chiara Yorianne Nanditya            (12)


SMA NEGERI 1 SURAKARTA
2024


PENGANTAR

Konformitas

A.    Pengertian
        Konformitas adalah proses penyesuaian di mana seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma dan nilai yang dianut masyarakat. 

B.     Bentuk-Bentuk Konformitas
  1. Penerimaan (Acceptance)
    Situasi di mana individu secara sukarela menyesuaikan diri dengan norma, nilai, atau perilaku kelompok karena telah meyakini dan percaya akan kebenaran hal tersebut.
  2. Pemenuhan (Compliance)
    Individu mengikuti perilaku kelompok tetapi individu tersebut tidak menyetujuinya. Hal ini dipengaruhi oleh adanya rasa takut akan dikucilkan dalam kelompok dan adanya kesepakatan di dalam kelompok tersebut, sehingga harus menyesuaikan pendapat atau perilaku semua anggota kelompok. 
  3. Kepatuhan (Obedience)
    Perubahan perilaku yang dilakukan karena permintaan dari orang lain. Kepatuhan muncul karena adanya tekanan eksternal, ancaman sanksi, atau keinginan menghindari konflik. Individu cenderung tunduk pada otoritas, namun kepatuhan ini bersifat sementara dan berakhir apabila tekanan hilang atau dihapus.

Penyimpangan Sosial

A.    Pengertian
        Menurut Robert M.Z. Lawang, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dari sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. Selain itu, James W. Van der Zanden mengatakan bahwa penyimpangan merupakan sebuah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan berada di luar batas toleransi.
           
B.    Teori Tentang Perilaku Menyimpang
        Dari penelitian yang intensif dihasilkan beberapa teori tentang perilaku menyimpang. Di antaranya adalah teori fungsi, teori pergaulan berbeda, teori labeling, dan teori adaptasi.
  1. Teori Fungsi 
    Emille Durkheim menyatakan kejahatan perlu agar moralitas dan hukum bisa berkembang dengan normal. Dengan adanya kejahatan,masyarakat mengupayakan tegaknya hukum 
  2. Teori Pergaulan Berbeda
    Edwin H. Sutherland mengetengahkan teori Differential Association (Pergaulan Berbeda). Menurut teori ini perilaku menyimpang disebabkan oleh pergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan budaya lain yang memiliki standar nilai dan norma yang berbeda merupakan suatu proses bagi terbentuknya perilaku menyimpang. Misalnya kebiasaan minum-minuman beralkohol yang ditiru dari kehidupan masyarakat Barat.
  3. Teori Labeling
    Teori ini diutarakan oleh Edwin M. Lemert, teori ini mengatakan bahwa perilaku menyimpang disebabkan oleh adanya predikat/ulukan yang diberikan oleh masyarakat. Seseorang yang telah melakukan perilaku menyimpang pada tahap pertama (tahap primer),dicap oleh masyarakat sebagai “orang yang berperilaku menyimpang”. Predikat seperti itu mengakibatkan seseorang mengalami sakit hati sehingga terdorong untuk melakukan penyimpangan berikutnya (tahap skunder).
  4. Teori Adaptasi 
    Robert K. Merton berteori bahwa perilaku menyimpang merupakan suatu bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu yang berbeda dengan kebiasaan yang ada. Perilaku menyimpang terjadi pada masa transisi terhadap sistem nilai dan sistem norma yang baru.

C.     Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
  1. Penyimpangan Individual
    Penyimpangan dilakukan oleh satu orang yang tidak mematuhi nilai atau norma yang berlaku di    lingkungan masyarakat. Disebabkan karena adanya kelainan jiwa seseorang atau perilaku kejahatan.

  2. Penyimpangan Kelompok
    Penyimpangan dilakukan oleh suatu kelompok yang patuh pada norma kelompoknya, namun bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.
     
D.     Contoh Perilaku Menyimpang
  1. Penyalahgunaan Narkoba
    Sesungguhnya, di dunia kedokteran narkotika dan obat-obatan jika digunakan sesuai dengan dosis merupakan barang yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, yakni dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, dan lain sebagainya. Namun jika digunakan tanpa sepengawasan dari dokter akan menimbulkan rasa kecanduan dan orang yang kecanduan akan memiliki pola pikir yang tidak waras.
  2. Tawuran
    Tawuran merupakan suatu bentuk perkelahian yang bersifat masal. Tawuran mengandung unsur dendam dan permusuhan yang dapat berakibat menimbulkan korban, baik harta maupun nyawa.
  3. Perilaku Seksual di Luar Nikah
    Perilaku seksual di luar nikah sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Dapat merusak pranata sosial sehingga dapat menimbulkan konflik sosial, menyebabkan rusaknya tatanan rumah tangga dan juga dapat menyebabkan berkembangnya virus AIDS,serta menimbulkan depresi.
  4. Mabuk-Mabukan
    Mabuk-mabukan merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang karena dapat membahayakan keselamatan. Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan sehingga tidak mampu mengendalikan diri. Akibatnya, sering terjadi keonaran dan tindakan-tindakan kriminal lainnya yang dilakukan oleh orang yang berada dalam keadaan mabuk.

Pengendalian Sosial

A.    Pengertian 
      Proses terencana ataupun tidak terencana, yang mengajarkan, membujuk, atau bahkan memaksa setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kehidupan kelompok. 

B.    Bentuk Pengendalian Sosial
  1. Gosip
    Gosip merupakan memperbincangkan perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang tanpa didukung oleh fakta yang jelas.
  2. Teguran
    Teguran merupakan kritik sosial yang dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga yang bersangkutan segera menyadari kekeliruan yang telah diperbuat.
  3. Sanksi/Hukuman 
    Imbalan yang bersifat negatif yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah melakukan perilaku menyimpang.
  4. Pendidikan
    Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai tingkat dewasa. Dengan pendidikanlah seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus mempraktekkan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.
  5. Agama
    Agama memberikan ajaran pada umat manusia untuk menjaga hubungan baik antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan makhluk lain, dan antara manusia dengan Tuhan.

ISI

LAPORAN HASIL OBSERVASI KONFORMITAS, PENYIMPANGAN SOSIAL, DAN PENGENDALIAN SOSIAL


     Konformitas merupakan penyesuaian seseorang mengubah sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan masyarakat disekitarnya. Bentuk bentuk konformitas yaitu penerimaan, pemenuhan, kepatuhan. Penyimpangan sosial adalah tindakan yang melanggar aturan yang ada di masyarakat. Perilaku ini bisa bersifat negatif, seperti kejahatan atau pelanggaran aturan, tetapi juga bisa bersifat positif ketika seseorang atau kelompok menolak norma-norma yang dianggap tidak adil atau kuno, dan mendorong perubahan sosial. Jenis penyimpangan yaitu penyimpangan individu dan penyimpangan kelompok. Pengendalian sosial yaitu upaya atau usaha yang dilakukan untuk menjaga keteraturan dan stabilitas dalam masyarakat serta mencegah penyimpangan sosial.



                Salah satu kasus yang berkaitan dengan konformitas, penyimpangan sosial, dan pengendalian sosial yaitu perundungan yang dilakukan oleh sekelompok siswa di Binus School Serpong. Kasus bullying yang terjadi di Binus Serpong menjadi sorotan publik karena telah mengakibatkan kekerasan fisik dan mental korban. Motif perundungan yang dilakukan ini dianggap sebagai 'tradisijika hendak bergabung atau masuk ke dalam kelompok geng. Motif kedua yaitu perundungan dilakukan pelaku sebagai 'hukuman' karena pelaku  mendapatkan informasi bahwa korban diduga menceritakan kegiatan 'tradisi' yang dialaminya kepada saudaranya. Meskipun sekolah sudah memiliki aturan pencegahan bullying, namun penerapannya cenderung kurang tegas. Banyak siswa yang ingin melapor tetapi takut akan balasan dari para pelaku.  Konformitas pada kasus ini terdapat pada cara agar bisa bergabung pada kelompok, cara yang dilakukan agar bisa bergabung dalam kelompok yaitu dengan melakukan kekerasan. Jika ada anggota atau ketua kelompok yang mengarah pada perilaku kekerasan, maka anggota kelompok lainnya akan menunjukkan hal yang sama sebagai bentuk konformitas. Meski secara pribadi mungkin mereka tidak ingin melakukannya, tetapi karena dorongan kelompok mereka melakukannya. Hal ini termasuk dalam salah satu bentuk konformitas yaitu pemenuhan (Compliance). Kasus ini tentunya termasuk penyimpangan sosial yang negatif dalam bentuk kekerasan, serta termasuk pada jenis penyimpangan sosial yaitu penyimpangan kelompok. 

     
              Dari kasus bullying yang terjadi di Binus School Serpong, kita dapat mengambil suatu pelajaran penting mengenai pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana faktor sosial yang dapat memicu perilaku menyimpang. Dalam kasus ini juga menegaskan pentingnya pengendalian sosial yang lebih kuat dari pihak sekolah maupun keluarga. Kasus ini menjadi momentum penting untuk membangun karakter siswa yang lebih bertanggung jawab.




PENUTUP

A.      Kesimpulan
          Konformitas, penyimpangan sosial, dan pengendalian sosial saling berkaitan dalam membentuk perilaku suatu individu dalam masyarakat. Konformitas terjadi ketika seseorang menyesuaikan sikap dan perilakunya terhadap norma-norma kelompok. Baik secara sukarela (penerimaan) atau karena tekanan sosial (kepatuhan dan pemenuhan). Penyimpangan sosial terjadi karena individu telah melanggar norma yang berlaku.
            Kasus bullying ini menyoroti bentuk konformitas negatif dimana anggota kelompok melakukan kekerasan sebagai bentuk penerimaan ke dalam kelompok tersebut. Ini termasuk ke dalam jenis penyimpangan kelompok yang membutuhkan pengendalian sosial kuat berupa teguran atau sanksi untuk mencegah kejadian yang berulang. Pengendalian sosial yang efektif dapat menjaga stabilitas sosial dan mencegah perilaku menyimpang yang merugikan orang lain.


B.        Refleksi Kelompok
           Dalam konteks perundungan di sekolah, kami menyadari bahwa dorongan untuk diterima dalam kelompok seringkali membuat individu mengikuti perilaku yang menyimpang dari norma, meskipun secara pribadi tidak setuju akan hal tersebut. Kami juga melihat bahwa penyimpangan sosial memiliki dampak yang luas dan bisa merugikan seluruh lingkungan sosial. Kami merefleksikan bahwa peran aktif semua pihak baik individu, kelompok, maupun keluarga sangat dibutuhkan dalam menciptakan suasana lingkungan yang positif, mendukung, dan bebas dari perilaku penyimpangan sosial.


C.            Soal dan Jawaban

1.  Apa yang dimaksud dengan konformitas?
A. Perilaku yang melanggar norma
B. Penyesuaian diri dengan kelompok secara sukarela
C. Pemberian hukuman untuk pelanggar aturan
D. Perubahan perilaku karena tekanan sosial

2.  Pengendalian sosial yang dilakukan di masyarakat adalah .....
A. Hukuman
B. Teguran
C. Gosip
D. Agama

3.  Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat disebut...
A. Penyimpangan sosial
B. Konflik
C. Konformitas
D. Musyawarah

4. Berikut ini contoh dari perilaku menyimpang secara individu adalah....
A. Tawuran antar kelompok sekolah
B. Penyalahgunaan narkoba oleh seorang remaja
C. Pembentukan geng di lingkungan sekolah
D. Tradisi perpeloncoan dalam suatu kelompok

5.  Ketika seseorang menyesuaikan diri dengan kelompok karena ia telah percaya dan menerima nilai atau norma yang ada pada kelompok tersebut, maka ia melakukan konformitas yang disebut....
A. Compliance
B. Obedience
C. Deviance
D. Acceptance


DAFTAR PUSTAKA

Widianti, Wida. 2009. Sosiologi. Bandung: Habsa Jaya
Laning, V. D. 2009. Sosiologi. Jakarta: PT Cempaka Putih
https://www.bbc.com/indonesia/articles/c4njy81z0dno 
https://www.suara.com/news/2024/02/19/182310/viral-video-terbaru-geng-tai-saat-bully-seorang-siswa-korban-ditelanjangi-hingga-dicekik
https://www.mgmpsosiologi.org/2022/02/perilaku-menyimpang-pengertian-ciri-sifat-jenis-teori-faktor-penyebab-dan-bentuk-perilaku-menyimpang.html?hl=id-ID&m=1
              










Comments

Popular posts from this blog

Implementasi Skema Interaksi Sosial Disosiatif Dalam Dunia Pendidikan : Menjadi Hambatan atau Keuntungan

KELOMPOK 4 - TUGAS 4