KELOMPOK 5-TUGAS 4
"STATUS, PERAN, IDENTITAS DAN INTERAKSI SOSIAL"
Anggota:
1. Dexterius Rajendra Krisael Putra (X.10/15)2. Fiorence Jesslynda Lunevan (X.10/19)3. Freya Navasheea Machidinata (X.10/20)4. Kevin Aurel Heriasa (X.10/24)5. Mufida Nur Aini (X.10/27)6. Zahroh Anastasya (X.10/36)
Halo semuanya 👋, perkenalkan kami dari kelompok 5 Kelas X10 SMA Negeri 1 Surakarta. Pada kesempatan ini kami akan membagikan beberapa materi mengenai Status, Peran, identitas, dan interaksi sosial. Simak baik baik yaa🤗
1. Jelaskan perbedaan tindakan sosial dan interaksi sosial
Tindakan sosial dan interaksi sosial merupakan konsep penting dalam dunia sosiologi, tetapi keduanya memiliki makna yang berbeda.
Tindakan Sosial merujuk pada perilaku individu yang dipengaruhi oleh keberadaan orang lain. Tindakan biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan dampak atau reaksi dari orang lain. Misalnya, seseorang memberikan sumbangan karena ingin membantu orang yang membutuhkan dan juga merasa terhubung dengan komunitasnya.
Di sisi lain, interaksi sosial adalah proses di mana individu berkomunikasi dan berhubungan satu sama lain. Ini mencakup berbagai bentuk komunikasi, baik verbal maupun non-verbal, dan bisa berlangsung dalam konteks formal maupun informal. Contohnya termasuk percakapan, pertukaran informasi, atau kerjasama dalam kelompok.
Singkatnya, tindakan sosial berfokus pada perilaku individu yang terpengaruh oleh orang lain, sementara interaksi sosial menekankan pada hubungan dan komunikasi antar individu.
2. Analisis video tindakan sosial Max Weber
Analisis video " Silence Of Love" menurut konsep Max Weber:
1. Tindakan Sosial dan Makna Subjektif: Dalam konteks video ini, tindakan ayah yang berusaha keras untuk membahagiakan putrinya
2. Rasionalitas Nilai (Wertrationalität): Ayah dalam video tersebut bertindak berdasarkan nilai cinta dan tanggung jawab, bukan semata-mata tujuan rasional.
3. Rasionalitas Emosional (Affective Rationality): Anak dalam video bertindak berdasarkan rasionalitas emosional, dipengaruhi oleh perasaannya, yaitu rasa malu dan kemarahan terhadap ayahnya.
Secara keseluruhan, video ini adalah ilustrasi kompleks dari berbagai bentuk tindakan sosial yang mengandung makna, nilai, dan emosi. Ayah yang tuli bertindak berdasarkan nilai-nilai cinta yang kuat, tanpa pamrih, sementara putrinya melalui transformasi emosional yang akhirnya menuntunnya pada pemahaman baru akan tindakan sang ayah.
Analisis video" Sahabat Sadeli" menurut teori Max Weber:
1. Tindakan Sosial dengan Makna Subjektif: Sadeli menganggap apa yang ia lakukan baik bagi masyarakatnya.
2. Rasionalitas Nilai (Wertrationalität): Sadeli tidak mendapatkan keuntungan finansial atau status sosial dari tindakannya, ia tetap melanjutkan perilakunya berdasarkan prinsip-prinsip kebaikan hati dan pengabdian.
3. Tindakan Emosional (Affectual Action): Temannya awalnya mengejek Sadeli, tetapi seiring berjalannya waktu dan dengan menyaksikan ketulusan Sadeli, mereka mulai mengapresiasinya.
Secara keseluruhan, Sadeli bertindak dengan berlandaskan pada nilai-nilai kebaikan, ketulusan, dan pengabdian. Meskipun tindakan ini tidak selalu dihargai sejak awal, pengaruh karismatiknya pada akhirnya mengubah pandangan masyarakat, sehingga mereka mulai melihat Sadeli sebagai figur penting yang menginspirasi melalui perbuatan baiknya.
3. Analisis video teori perkembangan manusia:
A. Teori perkembangan nativisme di dalam video tersebut terdapat pada adegan ketika kedua anak mengikuti lomba menulis buku anak dan menjadi juara satu, mencerminkan sifat dari ayahnya yang juga merupakan seorang penulis buku.
B. Risang adalah seorang anak yang berbakat dalam menggambar, pandai berimajinasi, dan suka mendengarkan cerita dari buku yang dibacakan oleh sang kakak atau sang ibu dan Risang belum mendapatkan ilmu apapun. Dari cerita yang didengarkan oleh Risang, dia menuangkan emosinya ke dalam gambar yang digambar oleh Risang. Sang kakak mengajari dan mendidik adiknya mengeja kata dari buku cerita, selain itu ibu Risang menyuruh Risang agar selalu sabar dalam belajar dan yakin bahwa suatu hari dia bisa membaca. Risang juga diajarkan untuk membantu ibu seperti muangkan teh ke dalam gelas. Contoh berikut ini merupakan teori empirisme karena pendidikan lah yang dianggap penting dan akan mengubah seseorang menjadi berbeda-beda.
C. Risang yang memiliki bakat dalam menggambar dan mewarnai, namun dia belum bisa membaca walaupun dia sudah menduduki bangku SD dan Risang terus dipengaruhi oleh ibu dan kakaknya agar tetap semangat belajar membaca. Contoh berikut ini merupakan teori dari konvergensi yang merupakan gabungan dari faktor keturunan dan faktor lingkungan.
D. Risang adalah anak yang terlahir dengan pembawaan yang baik seperti berbakat dalam menggambar. Risang juga suka dalam mendengarkan cerita, dari cerita yang dia dengarkan dia dapat menciptakan imajinasi. Imajinasi yang Risang bayangkan dituangkan dalam objek 3 dimensi dengan menggambarnya pada kertas gambar. Bakat ini dia manfaatkan unguk mengikuti lomba menulis buku anak dan mendapat juara 1. Teori ini merupakan teori naturalisme dimana seseorang lahir dengan pembawaan yang baik dan hasil perkembangannya dipengaruhi oleh pendidikan atau yang mempengaruhi dia.
4. Seorang tunarungu (tuli) menggunakan isyarat ketika berbicara. Apakah hal tersebut merupakan interaksi sosial? Jelaskan menggunakan argumen kelompok!
Tunarungu ( tuli) menggunakan isyarat ketika berbicara. Menurut kelompok kami bisa iya, bisa saja tidak, hal tersebut merupakan bentuk interaksi sosial. Sebab syarat interaksi sosial ada 2, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Tuna rungu menggunakan bahasa isyarat untuk melakukan interaksi sosial, ini merupakan salah satu contoh kontak sosial langsung ( primer ). Bahasa isyarat adalah bahasa komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, tangan, dan bibir tanpa menggunakan kata-kata verbal. Syarat pertama interaksi sosial terpenuhi.
Selanjutnya syarat yang kedua yaitu komunikasi. Komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi kepada orang lain, sehingga ketika komunikator ( penyampai pesan ) menyampaikan pesan kepada komunikan ( penerima pesan ), komunikan harus memberikan feedback ( balasan ) kepada komunikator. Jika komunikan tidak memberikan balasan, maka tidak terjadi interaksi sosial. Dalam interaksi sosial dengan tuna rungu, apabila komunikan tidak paham dengan bahasa isyarat yang disampaikan oleh tuna rungu, maka proses interaksi sosial dianggap gagal karena tidak ada feedback ( balasan ) dari komunikan ( yang meneriman pesan dari tuna rungu ). Justru sebaliknya, jika komunikan paham dengan bahasa isyarat yang tuna rungu sampaikan, kemudian komunikan memberi balasan berupa bahasa isyarat pula, maka hal tersebut memenuhi syarat kedua dari syarat interaksi sosial. Sehingga terjadilah interaksi sosial.
5. Link video karya:
6. Komik dengan topik teori Sigmund Freud:
7. Contoh konsekuensi identitas sosial
- Inklusi
- Lani hanya mau berteman dengan anak orang kaya
- Angkasa hanya mau berteman dengan anak yang pandai
- Beni hanya mau berteman dengan teman yang berasal dari suku yang sama.
- Murid yang hanya mau berteman dengan murid yang memiliki hobi yang sama.
- Dalam sebuah perusahaan, karyawan yang yg memiliki budaya yg sama lebih akrab.
- Eksklusi
- Ani tidak mau bergaul dengan kelompok yang berbeda suku
- Made tidak mau berbaur dengan teman yang berbeda kasta
- Lili tidak mau bermain dengan teman yang berbeda keyakinan
- Seseorang beragama minoritas dikucilkan oleh agama mayoritas
- Seorang murid yang memiliki latar belakang ekonomi rendah dikucilkan oleh murid yg memiliki latar belakang ekonomi lebih baik
Tak terasa kita telah sampai di penghujung materi, melalui blog ini kami dapat menyimpulkan
Tindakan sosial adalah perilaku individu yang mempertimbangkan keberadaan orang lain, sedangkan interaksi sosial melibatkan komunikasi dan hubungan antarindividu. Dalam video *Silence of Love* dan *Sahabat Sadeli*, karakter utama bertindak berdasarkan nilai cinta dan pengabdian, meskipun awalnya mendapat respons negatif dari orang-orang sekitar yang akhirnya berbalik menghargai mereka. Dalam video *Melukis Senja*, perkembangan individu digambarkan melalui gabungan bakat bawaan, pendidikan, dan pengaruh lingkungan.
Identitas sosial juga membawa dampak inklusi, ketika orang bergaul dengan mereka yang serupa, dan eksklusi bagi yang berbeda, seperti latar belakang ekonomi atau suku. Bahasa isyarat tunarungu bisa menjadi interaksi sosial jika terpenuhi kontak sosial dan respons dari lawan bicara. Singkatnya, materi ini menjelaskan bagaimana identitas, tindakan, dan komunikasi saling memengaruhi dalam interaksi sosial.
Terimakasih atas perhatian pembaca sekalian, mohon maaf apabila ada salah dalam penulisan maupun hal-hal lainnya. Untuk menutup materi pada kesempatan ini. Kami memiliki sebuah pantun
Belajar sosiologi di pagi hari,
Mengamati tingkah laku masyarakat penuh arti.
Seru menelaah hidup yang beraneka warna,
Ilmu sosial ini sungguh menggugah rasa dan jiwa.
Comments
Post a Comment